Meskipun dominasi robot dan otomatisasi di Toyota, perusahaan secara tegas percaya pada prinsip pekerjaan seumur hidup; pekerja yang terlantar tidak dipecat, tetapi sering dipindahkan ke pekerjaan lain. Toyoda yakin hari ketika robot benar-benar mengganti manusia adalah masih lama. Dia mengatakan kepada The Wheel Extended: “Pada tahap saat ini, ada perbedaan besar antara manusia dan robot dibandingkan antara mobil dan awan magis. Robot belum bisa berjalan. Mereka duduk di satu tempat dan melakukan persis seperti yang diprogram. Tapi itu saja. Tidak meungkin robot dapat menggantikan semua pekerjaan manusia.”
Karena filsafat semacam itu, tidak mengherankan bahwa loyalitas perusahaan begitu tinggi. 60.000 karyawan Toyota di Jepang, misalnya, didorong untuk memberikan saran pemotongan biaya produksi, sebuah ide yang Eiji Toyoda pinjam dari Ford setelah kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat. Sejak sistem ini dimulai pada tahun 1951, puluhan juta saran telah membanjiri kantor-kantor eksekutif. “Orang Jepang,” Toyoda menegaskan, “unggul dalam hal memperbaiki segala sesuatu.”
Semoga kisah inspiratif Eiji Toyoda dapat menginspirasi Anda!
-translated from an article “BILLIONAIRE SUCCESS STORY: Eiji Toyoda – Toyota” by billionaires-blog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H