Sabila Agnia & Adyandra Sabrina (Kelompok 6 Sistem Informasi Akuntansi)
Dosen Pengampu: Mulyaning Wulan, SE,M.Ak.
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
PT. Pertamina adalah perusahaan energi milik negara terbesar di Indonesia, yang beroperasi di sektor eksplorasi, produksi, pengolahan, dan distribusi minyak serta gas bumi. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan mengintegrasikan berbagai divisi yang tersebar luas, Pertamina mengadopsi sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu berupa mySAP 2005. Sebelumnya, PT. Pertamina menggunakan SAP R/3. Sistem ERP ini mempunyai beberapa modul dan setiap modul mySAP mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan data antar mySAP. Dengan menggunakan SPC (Shared Processing Center)Â yang merupakan salah satu fungsi di CSS (Corporated Share Service) yang bertugas dalam melakukan proses pemeliharaan data pada sistem ERP.
MySAP 2005 merupakan solusi ERP dari SAP yang dirancang untuk perusahaan besar dengan kebutuhan pengelolaan data dan koordinasi lintas departemen yang kompleks. Sistem ini memungkinkan Pertamina mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, termasuk keuangan, pengadaan, logistik, dan sumber daya manusia, dalam satu platform yang terpusat. Dengan mySAP 2005, setiap departemen di Pertamina dapat mengakses data yang konsisten dan real-time, sehingga mempermudah kolaborasi dan mempercepat proses bisnis.
Selanjutnya biaya pengembangan dan implementasi ERP seperti mySAP 2005 merupakan investasi besar bagi perusahaan sebesar Pertamina. Proses implementasi mySAP 2005 melibatkan beberapa komponen biaya utama, yaitu lisensi perangkat lunak, biaya perangkat keras, biaya konsultasi dan implementasi, serta pelatihan karyawan. Diperkirakan bahwa total biaya implementasi ERP mySAP 2005 di Pertamina mencapai sekitar puluhan juta dolar AS. Biaya ini mencakup penyesuaian sistem agar sesuai dengan kebutuhan spesifik Pertamina, pemeliharaan berkala, serta pembaruan sistem sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis yang dinamis. Manfaat ERP yang dirasakan oleh Pertamina terdiri dari kesesuaian antara business process, pengembangan sistem, pemanfaatan project management, hingga kesesuaian antara company’s direction.
Penggunaan sistem ERP mySAP 2005 oleh PT. Pertamina memberikan sejumlah keunggulan yang membantu perusahaan dalam mengelola operasionalnya dengan lebih efisien dan kompetitif. Berikut adalah beberapa keunggulan utama dari penggunaan mySAP 2005 di PT. Pertamina:
1. Integrasi Data dan Proses yang Optimal
MySAP 2005 memungkinkan integrasi penuh antara berbagai fungsi bisnis di Pertamina, seperti keuangan, pengadaan, manajemen sumber daya manusia, dan logistik. Hal ini membantu menghilangkan kumpulan data antar-divisi, memungkinkan data yang terpusat dan akses informasi yang lebih cepat serta akurat.
2. Otomatisasi yang Efisiensi
Dengan mySAP 2005, Pertamina dapat mengotomatisasi berbagai proses bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual. Proses seperti pencatatan inventori, penggajian, dan manajemen rantai pasok menjadi lebih cepat dan efektif, sehingga mengurangi waktu dan biaya operasional.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data
MySAP 2005 dilengkapi dengan alat analisis yang memungkinkan Pertamina untuk melakukan analisis data secara real-time. Dengan ini, manajemen bisa mengambil keputusan yang didasarkan pada data terkini, yang sangat penting untuk merespons dinamika pasar dan perubahan kebutuhan operasional.
4. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Sistem ERP ini mencatat semua transaksi dan data operasional dalam satu platform, sehingga memberikan transparansi yang tinggi. Setiap departemen dapat melacak aktivitas dan hasil kerjanya, sehingga akuntabilitas karyawan dan divisi meningkat. Ini juga membantu Pertamina dalam hal audit dan kepatuhan terhadap regulasi.
5. Penyederhanaan Rantai Pasokan dan Pengelolaan Inventori
MySAP 2005 memberikan visibilitas yang jelas terhadap inventori dan rantai pasok Pertamina. Dengan pengelolaan yang lebih baik, Pertamina dapat mengurangi kelebihan atau kekurangan stok, mengoptimalkan pengadaan bahan baku, dan menurunkan biaya logistik, sehingga efisiensi dalam distribusi produk meningkat.
6. Â Kolaborasi yang Lebih Baik dengan Pihak Eksternal
MySAP 2005 memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara Pertamina dan mitra bisnisnya, seperti vendor, pemasok, dan pelanggan. Sistem ini memfasilitasi komunikasi dan pertukaran informasi yang lebih cepat, sehingga memperkuat hubungan bisnis dan mempercepat proses yang melibatkan pihak eksternal.
Meskipun mySAP 2005 memberikan banyak manfaat bagi PT. Pertamina, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Berikut adalah kekurangan utama dari penggunaan sistem ERP mySAP 2005 di PT. Pertamina:
1. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan yang Tinggi
MySAP 2005 memerlukan investasi awal yang besar untuk lisensi, perangkat keras, dan biaya konsultasi. Selain itu, biaya pemeliharaan sistem dan pembaruan secara berkala juga cukup tinggi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk mempertahankan anggaran teknologi yang besar.
2. Kompleksitas dalam Penggunaan
MySAP 2005 adalah sistem yang kompleks dan membutuhkan pemahaman mendalam. Karyawan Pertamina perlu menjalani pelatihan intensif untuk dapat menggunakan sistem ini secara efektif. Kompleksitas ini juga membuat proses adaptasi awal menjadi lebih sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama.
3. Ketergantungan pada Vendor
Karena SAP adalah penyedia utama mySAP 2005, Pertamina menjadi sangat bergantung pada SAP untuk dukungan teknis, pembaruan, dan penyesuaian sistem. Ketergantungan ini dapat menjadi masalah jika ada keterlambatan atau kesulitan dalam mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
4. Fleksibilitas Terbatas
MySAP 2005 mungkin kurang fleksibel dalam hal menyesuaikan kebutuhan bisnis yang spesifik atau yang berubah dengan cepat. Ketika ada perubahan strategi bisnis atau kebutuhan tambahan, Pertamina mungkin perlu melakukan penyesuaian yang memakan waktu dan biaya tambahan.
5. Risiko Kegagalan Implementasi
Implementasi ERP yang kompleks seperti mySAP 2005 memiliki risiko kegagalan jika tidak dikelola dengan baik. Risiko ini bisa muncul jika ada masalah teknis, kesalahan dalam perencanaan proyek, atau kekurangan keterampilan dalam tim implementasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H