Mohon tunggu...
Ady Ahmed
Ady Ahmed Mohon Tunggu... karyawan swasta -

http://adyfir1428.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tewasnya Freud

19 Oktober 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba saja, seorang petugas kepolisian yang masih berusia muda, mungkin sebaya dengan Ford maupun Han, datang dengan sebuah map di tangan kirinya.

“Lapor Pak” katanya sambil tangan kanannya terangkat ke kening, tanda memberi hormat. “Saya membawa laporan dari tim forensik”.

“Ya silakan” jawab inspektur singkat.

“Berikut laporannya Pak... Korban bernama Samuel Freud, berusia 35 tahun. Korban adalah seorang supervisor di pabrik garmen Collerk di kota Downtown. Akibat kematian adalah tusukan sangkur dan ditemukan juga luka lebam di tengkuk leher korban. Tidak ada sidik jari yang ditemukan pada sangkur, namun sangkur diketahui milik Kiryl. Sementara di sekitar kamar, hanya ada sidik jari korban dan istrinya. Dan untuk alibi, mereka bertiga semua lemah dikarenakan tidak ada saksi dalam alibi mereka. Demikian, laporan selesai”.

“Ya, terima kasih” jawab inspektur sembari menerima map dari tangan si polisi muda. Berkas laporan pun kemudian disimpan untuk dijadikan informasi penyelidikan lebih lanjut.

Han terus menelusuri area halaman samping sambil memegang alat pengukur mulai dari jendela korban, sebab sewaktu memeriksa korban dan melihat jendela yang terbuka, ia menemukan sepasang jejak kaki di bawah jendela. Bukan seperti jejak orang yang berjalan biasa, namun seperti bekas pijakan yang dihasilkan akibat melompat dari lubang jendela.

“Sepertinya kita harus meneliti beberapa jejak yang ada di sini, inspektur”.

“Oh, tentu. Ini bukti penting dan harus diperiksa sebelum menghilang”.

Han berjalan dengan hati-hati dan bolak balik mulai dari jendela kamar korban, untuk sesaat ia berhenti di depan jendela kamar Kiryl dan kemudian berjalan lagi ke ujung dinding rumah bagian belakang. Ia membelok ke kanan ke arah halaman belakang rumah dan terdapat pintu belakang di sana.

Tak lama kemudian ia muncul lagi dengan dahi yang mengerenyit, sekarang ia berjalan bolak-balik dari depan jendela kamar Kiryl ke ujung dinding belakang rumah kemudian kembali lagi ke jendela. Nampaknya Han sedang mencoba beberapa teori yang menurutnya mungkin digunakan oleh pelaku. Semakin lama ia mempraktekkan, semakin dalam lekukan pada dahinya, kemudian keluar sedikit gelengan kepala.

“Apakah saya boleh memeriksa kamar-kamar lain?” tanya Han yang telah berdiri di hadapan inspektur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun