Mohon tunggu...
Farid Muadz Basakran
Farid Muadz Basakran Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

#Advokat #Mediator #Medikolegal Pendiri BASAKRAN & GINTING MANIK Law Office sejak 1996 Gd. Menara 165 Lt. 17 Unit A, Jl. TB Simatupang Kav. 1, Jakarta 12560 Telp/Fax. 021-38820017; 38820031 Hotline : +62816 793 313

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

May Day: Antara Historia dan Histeria

1 Mei 2017   09:29 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:01 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
May Day, hari buruh. Foto: CPSU/Okezone.com

Pada masa Presiden Soeharto berkuasa, aksi buruh untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day dikategorikan sebagai tindakan subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Pelaku pelanggar UU Subversif kala itu bisa langsun ditangkap, dan banyak diantaranya ditahan tanpa diadili. 

Sejarah 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.

Hari Buruh Internasional sebenarnya lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas buruh untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak buruh industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 yang menandakan perubahan drastis kondisi ekonomi-politik, terutama di negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengitensifan jam kerja di tingkat pabrik, melahirkan perlawanan kelas dan kaum buruh. 

Pemogokan pertama kaum buruh terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1806 oleh buruh Cordwainers. Pemogokan ini menyeret para tokoh buruh kala itu ke pengadilan. 

Fakta saat itu adalah jam kerja yang dilalui oleh buruh di Amerika Serikat adalah bekerja antara 19 sampai 20 jam sehari. Hal yang sangat tidk manusiawi dan warisan era perbudakan. Sejak saat itu perjuangan kaum buruh menuntut direduksinya jam kerja menadi agenda perjuangan bersama kaum buruh di Amerika Serikat. 

Ada dua orang yang dianggap berjasa menyumbangkan gagasan untuk menghormati dan memajukan kaum buruh, yakni Peter Mc Guire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, Mc Guire dan 100.000 buruh melakukan aksi mogok untuk menuntut pengurangan jam kerja. Mc Guire lalu melanjutkan dengan erbiacara kepada semua buruh dan pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. Mc Guire kemudian menjadi terkenal dengan julukan "pengganggu ketenangan masyarakat".

Pada tahun 1881, Mc Guire pindah ke St. Louis, Missouri dan mulai mengorganisir para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan Mc Guire sebagai Sekretaris Jenderal dari United Britherhood of Carpenters and Joiners of America. Ide untuk mengorganisir buruh menurut bidang keahliannya kemudian merebak ke seluruh negara. Mc Guire dan para buruh di kota-kota lain kemudian merencanakan hari libur untuk para buruh di setiap Senin pertama bulan September di antara Hari Kemerdekaan Amerika Serikat dan Hari Pengucapan Syukur. 

Pada tanggal 5 September 1882, para Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang buruh yang membawa spanduk bertuliskan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan Mc Guire memankan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.

Pada 1887, Oregon menjad negara bagian pertama yang menjadikan tanggal 5 September sebagai hari libur umum. Pada 1894, Presiden Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.

Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi buruh di beberapa belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya telah dilakukan National Labour Union di AS.   

Di Amerika Serikat sendiri, sepengatahuan penulis, setiap tanggal 5 September diperingati sebagai Labor Day dan dijadikan sebagai hari libur resmi di Amarika Serikat. Setiap Kedutaan Besar Amerika Serikat di luar negeri, tidak terkecuali di Indonesia sampai hari ini masih memperingati 5 September sebagai Labor Day,bisanya mengundang tokoh-tokoh buruh dan tokoh serikat buruh yang di Indonesia untuk merayakan standing party di malam harinya. Penulis berkesempatan menghadiri Labor Day ini di Indonesia dengan diundang ke kediaman Duta Besar AS di Indonesia sampai sekitar tahun 2000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun