Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Redefining The Pathways of Global Cooperation: Striving towards amidst Economic and Political Crises

1 Desember 2022   17:47 Diperbarui: 1 Desember 2022   17:51 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembicara pertama dalam moderated session The 20th Economix International Seminar adalah Andrea Goldstein. Pada kesempatan kali ini, Andrea Goldstein mempresentasikan outlook perekonomian yang dibuat oleh OECD. 

Dunia sedang dihadapkan dengan beberapa permasalahan: energy price shock yang besar, pasar tenaga kerja yang semakin ketat, dan upah riil yang semakin menurun. Pertumbuhan ekonomi baik dari tiap negara maupun secara global diproyeksikan mengalami penurunan pada tahun 2023. Selanjutnya, untuk tahun 2023, tingkat inflasi diproyeksikan akan tetap tinggi, tetapi sedikit mengalami penurunan.

Keadaan perekonomian global seperti saat ini menimbulkan berbagai risiko. Benua Eropa dihadapkan dengan risiko kekurangan cadangan energi pada musim salju tahun ini dan tahun depan. Rumah tangga konsumen juga dihadapkan dengan meningginya bunga cicilan rumah yang mengikuti tren suku bunga. 

Selain itu, banyak negara low-income memiliki risiko untuk kesulitan membayar utang di tengah keadaan perekonomian yang seperti ini. Hal ini yang akan menjadi salah satu pembahasan penting dalam forum G20 selanjutnya di India setelah tahun ini dilaksanakan di Indonesia. Andrea Goldstein menjelaskan bahwa jika perang dapat diakhiri, maka ketidakpastian akan berkurang dan tingkat keyakinan masyarakat terhadap perekonomian akan meningkat dan pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Terkait kebijakan apa yang dapat diterapkan, Andrea Goldstein menjelaskan bahwa kebijakan moneter seharusnya tetap diperketat untuk memerangi inflasi. Di sisi fiskal, kebijakan yang diterapkan harus diupayakan untuk lebih tepat sasaran. 

Selanjutnya, menjaga perekonomian tetap terbuka (dalam konteks multilateral) akan membantu untuk me-restore pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan gender juga harus diperkecil dengan mendorong tenaga kerja wanita untuk berpartisipasi aktif dalam pasar tenaga kerja. Terakhir, Andrea Goldstein menjelaskan bahwa negara-negara dapat berinvestasi pada keterampilan tenaga kerja untuk meminimalkan long-term cost yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

VII. Pembicara 2- James P.Walsh

James P.Walsh selaku Perwakilan Residen Senior untuk Indonesia di International Monetary Fund (IMF), merupakan pembicara ke-2 pada sesi Moderated Session. Beliau membahas mengenai "Mencapai Ketahanan Makroekonomi Secara Global". Untuk pembukaan, beliau menyinggung mengenai acara G20 yang baru-baru ini diselenggarakan di Bali, Indonesia yang berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022. 

Beliau membahas beberapa poin kunci pada deklarasi pemimpin G20 Bali, seperti mendukung perdagangan agar fungsinya dapat berjalan dengan baik dengan cara menghilangkan batasan-batasan yang ada, tidak membiarkan proteksionisme dan mengalihkan dunia ke dalam blok-blok yang terpisah. 

Pada acara G20 juga dilakukan penyampaian Kerangka Kerja Umum G20 untuk penanganan utang, pembahasan untuk mengoperasikan Resilience and Sustainability Trust (RST) untuk negara-negara yang paling membutuhkan, untuk mengatasi tantangan struktural jangka panjang dengan berinvestasi pada pertanian tahan iklim dan pembangunan rendah karbon. 

Banyak pihak yang memamerkan iklim investasi dan keterbukaan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia terbuka untuk dunia dan harus mendorong lebih banyak investasi di masa mendatang.

Bapak James P.Walsh juga sempat membahas mengenai proyeksi pertumbuhan menurut World Economic Outlook (WEO) 2022. WEO memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 3,2 persen dan tahun depan akan makin melemah. Beliau juga menyatakan bahwa tiga risiko penurunan telah terwujud, seperti permintaan global yang lebih lemah (AS, kawasan Eropa, dan China sudah melemah), kondisi keuangan yang lebih ketat, dan kenaikan inflasi yang semakin persisten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun