Mohon tunggu...
Advaita Loka
Advaita Loka Mohon Tunggu... Freelancer - Eksistensi Kesadaran & Kebahagiaan yang Tak Berbatas (Sat Chit Ananda)

Aku tak punya NAMA dan tak punya RUPA. Aku tak pernah LAHIR dan tak pernah MATI. Aku tak pernah terikat dengan RUANG dan WAKTU. Aku adalah "DIA". Dan "DIA" adalah kamu, tapi pura-pura bukan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Ciluk Ba" dengan Tuhan yang Senang Bermain (Filsafat Advaita #02)

21 Desember 2019   11:32 Diperbarui: 22 Desember 2019   07:17 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktor yang sukses adalah yang mampu membuat penonton hanyut dalam drama film tersebut. Penonton ikut cemas, takut, sedih, gembira karena "sengaja melupakan" bahwa film itu tidak nyata.

Kira-kira seperti itulah yang dilakukan oleh Kesadaran Ilahiyah Yang Maha Tunggal ketika bermanifestasi, berperan, menjadi penampakan semua mahluk dan semua benda di alam maya. 

Tujuannya adalah untuk merasakan keterbatasan, keterpisahan, kesedihan, kebahagiaan yang tak abadi, yang tak akan pernah dialami pada kondisi yang sesungguhnya sebagai Yang Maha Kuasa.

(sumber gambar: gcse.co.uk)
(sumber gambar: gcse.co.uk)
Oleh sebab itu, Sang Maha Cerdas bersembunyi dari diriNya sendiri melalui "sihir maya", alias "hukum alam". Sehingga panca indera menangkap realitas alam maya seolah nyata, yang sebenarnya hanya penampakan (proyeksi) dari Kesadaran Murni Ilahiyah.

Permainan, Bukan Ujian dan Hukuman

Dalam filsafat Advaita ini, konsep "Tuhan" bukan seperti raja yang duduk di singgasana "nun jauh terpisah di atas sana", yang kerjanya menguji,  memberi hadiah dan menghukum para mahluk yang sengaja Dia ciptakan tidak sempurna.

Konsepsinya bukan "maha penyayang yang tidak tulus" seperti berhitung matematika: "kamu menyembahKu akan Aku kasih surga, kamu tak menyembahKu akan Aku bakar kamu di neraka selama jutaan miliaran triliunan tahun."

Sebaliknya, paradigma lewat pengalaman metafisika langsung ("direct experience") ini melihat "Tuhan" sebagai "Sumber Kesadaran Tunggal" yang senang bermain (playful).

Analoginya seperti anak balita yang masih murni, selalu bermain dan selalu bahagia, sehingga anak-anak disebut "ananda" (bahasa Sanskrit yang artinya "kebahagiaan yang tiada tara", dalam bahasa Inggris disebut "bliss" atau "ecstasy").

(sumber gambar: 123rf.com)
(sumber gambar: 123rf.com)
Dalam perspektif Advaita, Sang Maha Pencipta tidak "terpisah jauh di menara gading di atas sana". Dia "lebih dekat dari urat lehermu sendiri", sehingga "kemanapun engkau menghadap, disitulah wajah Aku". Sebab, Dialah Sang "Maha Meliputi Segala Sesuatu".

Main "Petak Umpet" dan "Ciluk Ba"

Pengalaman mistik Advaita melahirkan paradigma "Tuhan" yang senang bermain dalam kebahagiaan yang tiada tara. "Pusat Kesadaran Tunggal" yang melandasi dan menghubungkan kesadaran kita semua, memainkan seluruh peran yang ada di alam maya. 

Lewat "sihir maya" alias "hukum alam", Dia meyakinkan diriNya yang sedang berperan sebagai mahluk kosmik bahwa alam maya itu nyata. Melalui panca indera yang sengaja dibuat sangat terbatas, Dia secara cerdas bersembunyi dari diriNya sendiri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun