Mohon tunggu...
Adryan B. P.
Adryan B. P. Mohon Tunggu... -

Graphic designer dan CEO mraaddesign.com. Berpengalaman dalam branding identity melalui mascot dan Illustrasi. Lulusan DKV ITENAS tahun 2008-2013. Dan seorang ayah yang selalu memberikan usaha terbaik untuk keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Personal Branding, Kunci Menjadi Pribadi yang Disukai, Diidamkan, dan Dirindukan

30 Januari 2016   15:12 Diperbarui: 2 September 2017   18:51 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Personal branding, Be amazing. Illustrated by mraaddesign.com

   Anda lelah menjadi pribadi biasa? Seseorang yang invisible, tidak nampak keberadaannya sampai-sampai CCTV pun tidak mampu menangkap bayangan anda. Bisa jadi masalahnya bukan pada ribuan pasang mata orang lain yang rabun, namun image anda yang begitu lemah, tidak memberikan dampak yang berarti. Mungkin sudah saatnya anda membuat strategi untuk personal branding. Apakah yang dimaksud dengan branding? Apakah ada hubungannya dengan merk baju yang anda kenakan saat ini? Ya, bisa dibilang begitu. Perasaan apakah yang anda dapatkan ketika mengenakan pakaian dengan merk tersebut? Apakah Bangga, atau malu bukan main?

   Apa yang ada di dalam benak anda ketika saya menyebutkan nama Mario Teguh, Ridwan Kamil, Barrack Obama, dan Leonardo Dicaprio? Bandingkan perasaan anda ketika saya menyebutkan nama Ahmad Dani, Abu Rizal Bakrie, George Bush, dan Justin Bieber? Pastinya ada sebuah image dan kekuatan emosional yang segera muncul di dalam pikiran anda. Nah, apa yang anda rasakan pertama kali ketika nama orang tersebut saya sebutkan adalah personal branding yang baik secara sengaja atau tidak sengaja terbentuk pada mereka. Tahukah jika anda jika kita bisa berstrategi untuk membentuk opini orang terhadap kita? Siapkah anda menjadi pribadi yang disukai, diidamkan, dan dirindukan? Untuk mewujudkannya, ada tiga langkah dasar yang bisa anda lakukan.

 

Pertama, marilah bercermin!

 

Appearance does matter, a good author knows the importance of a good book cover, and everyone loves nice apple product design no matter how ridiculous the price is.

 

   Kita harus berpikir logis dan menerima kenyataan. Kita memiliki mata, yang menjadi kunci kepercayaan sebagai basis apa pun. Pernahkah anda mendengar, “Kalau tidak percaya, coba lihat saja sendiri!” atau frase “seeing is believing”? Bandingkan “Oh, I see” dengan “Oh, I hear”. Di sini kita dapat merasakan bahwa penglihatan adalah satu hal yang paling penting, terutama dari kesan pertama.

   Seringkali, Memang dalam banyak kasus, kita tidak semestinya memberikan nilai pada seseorang dengan apa yang mereka kenakan. Namun apa jadinya ketika kita pergi ke restaurant bintang tiga untuk makan siang dengan menggunakan kaos yang sobek-sobek. Walau sekalipun kita menunjukkan bahwa kita membawa uang untuk makan di tempat itu, pelayan restoran akan tetap meminta anda untuk berpakaian baik terlebih dulu. Bahkan mungkin ia balik menuduh anda adalah gembel yang baru saja mencopet dan ingin menikmati hasil buruannya. Ok, mungkin tidak akan 100% terjadi…. Jika anda adalah punk rock star jutaan dolar yang nyentrik dan semua orang kenal anda.

   Penampilan itu menentukan branding image anda. Anda ingin dikenal sebagai apa, berkarakter bagaimana, memiliki kekuatan atau lemah itu bisa diwujudkan. Jika anda ingin mendekat dan berhubungan dengan pebisnis, maka kenakanlah pakaian yang rapih dan siap bekerja. Jika ingin disukai orang-orang kalangan menengah ke bawah untuk blusukan, kenakanlah pakaian yang sederhana namun tentunya nyaman dipandang.  jika anda ingin disukai oleh gadis-gadis remaja, maka kenakanlah fashion mode terbaru korea, potongan rambut poni yang lucu, dan pastikan wajah anda nampak cukup baby face mulus bebas dari bulu.

 

“Sekarang ganti baju, agar menarik hati ayo kita mencari teman” –Ost Chibi Maruko-chan

 

   Jadi, untuk mendapatkan branding yang tepat untuk target anda, pastikan penampilan anda rapih dan sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Menarik bukan berarti anda yang terlahir dengan wajah asimetris tidak memiliki harapan. Penampilan bukan hanya wajah, namun juga apa yang anda kenakan dan cara anda membawa diri anda.

 

Kedua, ubah sikap anda!

 

Bob makes a lot of money, but everyone hates Bob. Not because Bob is rich, but because he’s such a jerk.

 

   Coba perhatikan betapa rapihnya penampilan Donal Trump saat kampanye di tahun 2015-2016 lalu. Nah, sekarang coba search di google komentar tentang dirinya. Bagi anda yang tinggal di puncak gunung tanpa sinyal internet, akan saya beritahu langsung di sini. Hampir tidak ada yang menyukai dirinya. Penampilan dan kemampuan finansialnya tidak relevan dengan apa yang orang pikirkan mengenainya. Dia di cap sebagai rasis, arrogan dan xenophobic. Bahkan orang pun mengecap dia dengan istilah yang belum tentu orang yang mengatakannya itu sendiri mengerti. Semua karena sikap dia di atas mimbar kampanye. Begitu offensive, tidak peka, dan orang-orang menilai dia berbicara seenaknya.

   Selanjutnya kita beralih ke Ridwan Kamil, Walikota Bandung. Dalam setiap kesempatan dia selalu menyempatkan kabar mengenai proses kerja yang ia lakukan. Dan hal itu pun disampaikan dengan bahasa yang baik. Tak sedikit orang-orang menyampaikan aspirasinya melalui media sosial, dan jika sempat beliau akan selalu memberikan jawaban yang cukup membantu. Karena dengan caranya bertutur dan berkomunikasi dengan baik maka banyak sekali warga kota yang memberikan dukungan kepadanya.

   Dari dua contoh tersebut kita dapat melihat bahwa penampilan menjadi tidak relevan ketika kita mulai bicara dan menunjukkan personality kita kepada orang lain. Contoh tersebut memang mencakup skala yang besar, namun prinsip yang sama pun berlaku dalam bersosialisasi dalam skala kecil.

   Ingat masa-masa sekolah anda, bukankah selalu ada si tampan yang menyebalkan, atau si cantik namun busuk kelakuannya? Jika penampilan mengarahkan pada kesan pertama yang baik, attitude andalah yang akan menentukan nilai total anda di hadapan orang lain. Jika penampilan anda 9 namun kepribadian anda nol besar, maka hasilnya 9x0=0. Jadilah pribadi yang 10x10. Mantap penampilannya, indah kepribadiannya.

 

Ketiga, pilih pergaulanmu!

 

People will also think about with whom you spend most of your time with, the nerds, the bullies, or the cool kids.

 

   Mari kita lihat sebuah contoh, Sebut saja Jepri. Pria berumur 28 tahun ini lulusan D3 teknik mesin dan sudah lelah menjadi karyawan perusahaan orang lain. Ia bercita-cita membuka bengkel mobil, karena dia memang sangat tertarik untuk membuat mobil balapnya sendiri. Sepanjang hari ia habiskan waktunya bergaul dan bersantai dengan teman kantor di warung kopi. Ia bercerita kepada teman-temannya tentang keinginannya yang ambisius tersebut. Respon yang ia terima beragam, ada yang mendukungnya, anda yang menertawakannya, ada juga yang malah menakut-nakuti dengan berbagai kisah pilu kegagalan bisnis yang diragukan asal-usulnya. Tidak mengindahkan perkataan mereka, Jepri pun nekat mencari investor sambil perlahan-lahan meninggalkan pekerjaannya. Namun para investor tidak ada yang percaya kepadanya.

   Waktu berlalu dengan sangat cepat. Jepri belum juga mendapatkan titik cerah dari keinginannya untuk memiliki bisnis sendiri, sementara pekerjaannya semakin terlantarkan karena tidak fokus. Saat ia hampir menyerah ia bertemu dengan teman semasa SDnya di tempat parkir baru saja mengunci mobilnya. Mobil itu memiliki kilauan silver dengan kesan berkelas yang aerodinamis. Terkejut, Jepri pun spontan mengajaknya bicara banyak hal. Termasuk soal rencana bisnisnya. Temannya, sebut saja Acep, memberikannya langkah2 jitu untuk mewujudkan keinginannya. Walau ragu dan khawatir, Jepri pun melakukan apa yang dikatakan temannya.

   Inilah yang dilakukannya. Sekarang Jepri lebih fokus pada pekerjaanya. Ia masih memikirkan bisnisnya namun berusaha untuk tidak mengganggu kemampuannya sebagai seorang proffesional. Setelah selesai bekerja, kini ia tidak lagi sering bergaul dan santai di warung kopi. Waktunya ia habiskan untuk bersosialisasi di komunitas pengusaha. Selain itu ia juga aktif dalam kegiatan amal dan pelayanan masyarakat. Di saat yang sama ia selalu berusaha memperluas jarigannya sampai akhirnya ia memiliki banyak kenalan pengusaha. Kali ini pengusaha yang ia tawari untuk investasi dalam bisnisnya sudah mengenal dirinya sebagai seorang yang aktif dalam berbagai kegiatan positif. Tidak lama, setelah beberapa kali berunding Jepri pun berhasil meyakinkan beberapa investor untuk membuka bengkel miliknya. Sekarang Jepri memiliki usahanya sendiri, dan kepercayaan dari banyak orang berkat networking yang ia bangun.

  Harus disadari, bahwa orang-orang menilai kita juga dari dengan siapa kita bergaul. Berdekatan dengan tukang parfum maka kita akan menjadi sewangi bunga melati, berdekatan dengan tukang las, maka kita akan menjadi bau karbit! Maka bergaulah dengan kelompok yang akan meningkatkan citra anda di mata orang lain.

 

Kesimpulan

 

People know me for three things, handsome, gentleman, and philanthropic businessman.

 

   Itulah tiga hal utama yang menentukan personal branding kita. Sekarang pilihan ada di tangan anda, Ingin seperti apakah anda terlihat di mata orang lain. Baik dan menjadi panutan, atau bermain sebagai orang jahat dan mendapat keuntungan dari sensasi dan kebencian orang lain.

   Pencitraan itu penting. Disayangkan bahwa konotasi pencitraan sekarang menjadi negatif. Padahal citra kita di hadapan orang lain dapat memberi kemudahan dalam hidup kita. Sebaliknya, citra yang buruk  akan membuat hidup kita lebih sulit. Satu hal yang mesti diperhatikan dalam pencitraan, kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Karena akan ada saja orang yang membenci kita apa pun yang dilakukannya. Karena menjadi orang baik akan dibenci orang jahat begitu pula sebaliknya.

 

Bagaimana dengan personal branding anda? Mohon share jika anda merasa terbantu dengan artikel ini.  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun