“Sekarang ganti baju, agar menarik hati ayo kita mencari teman” –Ost Chibi Maruko-chan
Jadi, untuk mendapatkan branding yang tepat untuk target anda, pastikan penampilan anda rapih dan sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Menarik bukan berarti anda yang terlahir dengan wajah asimetris tidak memiliki harapan. Penampilan bukan hanya wajah, namun juga apa yang anda kenakan dan cara anda membawa diri anda.
Kedua, ubah sikap anda!
Bob makes a lot of money, but everyone hates Bob. Not because Bob is rich, but because he’s such a jerk.
Coba perhatikan betapa rapihnya penampilan Donal Trump saat kampanye di tahun 2015-2016 lalu. Nah, sekarang coba search di google komentar tentang dirinya. Bagi anda yang tinggal di puncak gunung tanpa sinyal internet, akan saya beritahu langsung di sini. Hampir tidak ada yang menyukai dirinya. Penampilan dan kemampuan finansialnya tidak relevan dengan apa yang orang pikirkan mengenainya. Dia di cap sebagai rasis, arrogan dan xenophobic. Bahkan orang pun mengecap dia dengan istilah yang belum tentu orang yang mengatakannya itu sendiri mengerti. Semua karena sikap dia di atas mimbar kampanye. Begitu offensive, tidak peka, dan orang-orang menilai dia berbicara seenaknya.
Selanjutnya kita beralih ke Ridwan Kamil, Walikota Bandung. Dalam setiap kesempatan dia selalu menyempatkan kabar mengenai proses kerja yang ia lakukan. Dan hal itu pun disampaikan dengan bahasa yang baik. Tak sedikit orang-orang menyampaikan aspirasinya melalui media sosial, dan jika sempat beliau akan selalu memberikan jawaban yang cukup membantu. Karena dengan caranya bertutur dan berkomunikasi dengan baik maka banyak sekali warga kota yang memberikan dukungan kepadanya.
Dari dua contoh tersebut kita dapat melihat bahwa penampilan menjadi tidak relevan ketika kita mulai bicara dan menunjukkan personality kita kepada orang lain. Contoh tersebut memang mencakup skala yang besar, namun prinsip yang sama pun berlaku dalam bersosialisasi dalam skala kecil.