Mohon tunggu...
Faqih Ashri
Faqih Ashri Mohon Tunggu... Teknisi - The Revolutionist

Bima City, 06-02-1990 Menulis untuk mengetahui rahasia tak tertulis, mendamba setiap pengalaman baru yang tak terlupakan.. City Planner, Content Writer, YouTuber. www.faqihashri.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tips Jaga Kesehatan Kala Vaksin Covid19 Belum Ditemukan

5 Juni 2020   22:58 Diperbarui: 5 Juni 2020   23:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang wabah Covid19 saat ini memang tidak ada habisnya. Virus ini telah menimbulkan kelumpuhan yang luar biasa bagi dunia. Pemberitaan di media seakan tidak pernah membahas berita lain selain update terkait perkembangan virus ini. Sejak dahulu kala, setiap wabah penyakit yang meresahkan selalu dibarengi dengan usaha menemukan vaksin yang sesuai untuk pencegahannya. Saat ini vaksin covid19 pasti adalah sebuah penemuan yang paling dinantikan oleh seluruh dunia. Tapi pertanyaannya adalah kenapa sebuah vaksin sangat lama untuk dibuat? Kira-kira apa saja tahap yang harus dilalui?

Tahapan Panjang

Sampai pada akhir bulan april kemarin, WHO mengkonfirmasi ada sekitar 71 vaksin corona yang masih dalam antrian uji pra-klinis. Para ahli medis mengatakan setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 12 hingga 18 bulan untuk vaksin dibagikan ke masyarakat umum. Itu masih mending ya, vaksin ebola saja butuh 5 tahun untuk dikembangkan. Kenapa sih vaksin ini tidak bisa dibuat dalam waktu sehari atau dua hari saja? Profesor Kelvin Lee menjelaskan bahwa vaksin bukanlah pengobatan untuk orang yang sakit. Vaksin diberikan kepada orang yang sehat untuk mencegahnya agar tidak sakit, sehingga proses penemuannya sangat berbeda dengan obat-obatan.

Ada 4 tahapan yang harus dilalui untuk sebuah vaksin dapat diakui dan digunakan secara luas :

1) Peneliti Mempelajari Virus dan Berusaha Menentukan Jenis Vaksin yang Paling Tepat

Virus yang mewabah biasanya memiliki karakteristiknya masing-masing. Sehingga peneliti harus benar-benar mempelajarinya dan sekaligus menyeleksi kumpulan vaksin hingga dipilih vaksin yang benar-benar cocok sesuai dengan karakteristik virus tersebut.

2) Menentukan Dosis yang Tepat

Setelah dipilih vaksinnya, maka vaksin yang akan dikembangkan lebih lanjut kemudian dicari tahu dosisnya yang tepat, apakah respon imun sudah cukup bagus dan aman.

3) Melakukan pengujian Lapangan

Peneliti akan mengambil populasi yang rentan dan melakukan vaksinasi kepada beberapa orang dan memantau efeknya dari waktu ke waktu. Pada tahap ini, peneliti dapat mencari efek samping jangka pendek yang umum, dan pada dosis apa efek samping tersebut muncul. Semua hal itu harus dilakukan terlebih dahulu. Jika dalam tahap ini vaksin tersebut terbukti aman dan efektif, barulah peneliti membuat lisensi vaksin.

4) Pemantauan secara rutin

Penelitian dan pemantauan masih terus berlanjut, bahkan setelah vaksin sudah disebar luaskan. Hal itu dikarenakan butuh waktu untuk memastikan keamanan vaksin. Lee mengatakan bahwa tidak ada yang dapat memastikan apakah sesuatu yang buruk akan terjadi sebulan, dua bulan, atau bahkan setahun kemudian.

Gak kebayang gimana resikonya para pakar medis itu berkutat dengan responden berupa manusia yang jadi objek uji coba. Kemungkinan buruk bisa jadi sangat sering terjadi terhadap manusia yang jadi relawan, dari sakit hingga kematian. Tidak semudah yang kita inginkan. Semoga di masa depan salah satu dari kita ada yang bisa menciptakan vaksin dalam waktu singkat.

Berbagi Tips Sehat

Daripada terus menagih para pakar kesehatan untuk secepatnya mengeluarkan vaksin, lebih penting bagi kita untuk mengetahui tips-tips menjaga kesehatan di tengah wabah corona yang belum ditemukan vaksinnya sampai sekarang.

Mengutip dari Allianz Indonesia, ada 6 tips sederhana tapi sangat krusial untuk menjaga agar sistem imun kita tetap terjaga di tengah pandemi covid19 .

  • Tidur yang Cukup

Tidur memiliki hubungan yang sangat erat dengan sistem imun. Tidur yang cukup menjadi salah satu cara agar regulasi sistem imun tetap terjaga. Sebaliknya, kurang tidur akan menurunkan sistem imun. Kurang tidur bisa membuat seseorang rentan terinfeksi patogen, karena menurunnya proliferasi limfosit yang menjadi bagian dari sistem imun. Selain itu, tubuh juga melepaskan sejenis protein yang disebut sitokin hanya saat kita tidur. Sitokin berperan penting dalam sistem imun manusia. National Sleep Foundation menyebutkan orang dewasa perlu mencukupkan tidur minimal 7-9 jam dalam satu hari. Orang bijak dahulu pernah bilang, orang yang jarang tidur lebih gampang mati ketimbang yang jarang makan.

  • Hindari Stres

Jangan sampai pemberitaan virus corona maupun konten-konten di media sosial menyebabkan kamu stres terus menerus. Stres menyebabkan peningkatan hormon kortisol yang dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar masyarakat membaca informasi yang kredibel terkait COVID-19, seperti situs pemerintah Covid19.co.id atau di situs WHO. Batasi juga waktu bermain di media sosial, karena banyak konten hoax terkait virus corona.

  • Stop Merokok dan Alkohol

Hentikan kebiasaanmu merokok sekarang juga, untuk mengurangi potensi infeksi virus corona. Merokok bisa menyebabkan infeksi paru-paru seperti bronkhitis dan pneumonia. Nah, virus corona juga menyerang saluran pernafasan. Sedangkan konsumsi alkohol menurunkan daya tahan tubuh. Orang yang dalam pengaruh alkohol memiliki konsentrasi dan imunitas yang rendah

  • Olahraga teratur

Memiliki pola hidup dengan olah raga secara teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh. Olahraga mempercepat kerja jantung dan memperlancar aliran darah sehingga bisa membakar lemak dalam tubuh sehingga daya tahan meningkat. Manusia hanya membutuhkan olah raga minimal 150 menit setiap minggu. Lakukan olah raga secara teratur setiap hari atau dua hari sekali, jangan seminggu sekali.

  • Konsumsi Multivitamin

Konsumsi vitamin dan suplemen bisa menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Namun kamu lebih baik mendapatkan vitamin dari sumbernya langsung daripada konsumsi vitamin olahan berbentuk tablet, pil atau minuman.

Seperti vitamin C yang berguna untuk daya tahan tubuh, bisa didapatkan dari buah jeruk dan strawberi, serta sayur bayam, paprika merah, dan brokoli. Vitamin A juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh serta mengandung antioksidan untuk menangkal radikal bebas bisa didapatkan dari wortel, labu kuning, dan ubi.

  • Hindari Dehidrasi

Lebih dari 60% tubuh terdiri dari air. Menurut WHO, kebutuhan air minum orang dewasa rata-rata sekitar 8 gelas atau 2 liter. Anda harus memperbanyak minum air jika melakukan aktivitas berlebih seperti olah raga atau ketika cuaca panas. Kekurangan minum menyebabkan dehidrasi. Saat dehidrasi, tubuh lebih cepat lelah, daya tahan melemah, dan paparan virus bisa mudah menginfeksi.

Ingat, virus corona belum ada obatnya. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, sering-seringlah cuci tangan dengan sabun dan lakukan physical distancing. Semoga kita selalu sehat dan terhindar dari infeksi virus corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun