Covid19 saat ini memang tidak ada habisnya. Virus ini telah menimbulkan kelumpuhan yang luar biasa bagi dunia. Pemberitaan di media seakan tidak pernah membahas berita lain selain update terkait perkembangan virus ini. Sejak dahulu kala, setiap wabah penyakit yang meresahkan selalu dibarengi dengan usaha menemukan vaksin yang sesuai untuk pencegahannya. Saat ini vaksin covid19 pasti adalah sebuah penemuan yang paling dinantikan oleh seluruh dunia. Tapi pertanyaannya adalah kenapa sebuah vaksin sangat lama untuk dibuat? Kira-kira apa saja tahap yang harus dilalui?
Berbicara tentang wabahTahapan Panjang
Sampai pada akhir bulan april kemarin, WHO mengkonfirmasi ada sekitar 71 vaksin corona yang masih dalam antrian uji pra-klinis. Para ahli medis mengatakan setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 12 hingga 18 bulan untuk vaksin dibagikan ke masyarakat umum. Itu masih mending ya, vaksin ebola saja butuh 5 tahun untuk dikembangkan. Kenapa sih vaksin ini tidak bisa dibuat dalam waktu sehari atau dua hari saja? Profesor Kelvin Lee menjelaskan bahwa vaksin bukanlah pengobatan untuk orang yang sakit. Vaksin diberikan kepada orang yang sehat untuk mencegahnya agar tidak sakit, sehingga proses penemuannya sangat berbeda dengan obat-obatan.
Ada 4 tahapan yang harus dilalui untuk sebuah vaksin dapat diakui dan digunakan secara luas :
1) Peneliti Mempelajari Virus dan Berusaha Menentukan Jenis Vaksin yang Paling Tepat
Virus yang mewabah biasanya memiliki karakteristiknya masing-masing. Sehingga peneliti harus benar-benar mempelajarinya dan sekaligus menyeleksi kumpulan vaksin hingga dipilih vaksin yang benar-benar cocok sesuai dengan karakteristik virus tersebut.
2) Menentukan Dosis yang Tepat
Setelah dipilih vaksinnya, maka vaksin yang akan dikembangkan lebih lanjut kemudian dicari tahu dosisnya yang tepat, apakah respon imun sudah cukup bagus dan aman.
3) Melakukan pengujian Lapangan
Peneliti akan mengambil populasi yang rentan dan melakukan vaksinasi kepada beberapa orang dan memantau efeknya dari waktu ke waktu. Pada tahap ini, peneliti dapat mencari efek samping jangka pendek yang umum, dan pada dosis apa efek samping tersebut muncul. Semua hal itu harus dilakukan terlebih dahulu. Jika dalam tahap ini vaksin tersebut terbukti aman dan efektif, barulah peneliti membuat lisensi vaksin.
4) Pemantauan secara rutin