Mediator seperti MKRI dapat berperan sebagai penengah yang membantu memfasilitasi dialog dan negosiasi. Mediator akan mendengarkan pandangan dan kepentingan dari semua pihak yang terlibat, mencari titik temu dan membantu mencari solusi atau kompromi yang dapat diterima oleh semua pihak.
Peran mediator sangat penting dalam menghadapi konflik politik yang rumit, karena dapat membantu mencegah eskalasi konflik yang lebih buruk, seperti bentrokan fisik atau kekerasan sosial. Dengan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak, mediator membantu menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi stabilitas dan kualitas demokrasi, serta mengurangi ketegangan dalam masyarakat.
Namun, penting untuk diingat bahwa MKRI juga bukan sesuatu yang sempurna. Adakalanya MKRI juga dapat menjadi pusat polarisasi politik, terutama ketika terdapat kontroversi dalam keputusan-keputusannya. Oleh karena itu, transparansi, akuntabilitas, dan independensi MKRI harus senantiasa dijaga agar lembaga ini dapat berfungsi sebaik mungkin sebagai penjaga demokrasi.
Dalam menghadapi polarisasi politik yang semakin ekstrem, peran MKRI sebagai pihak netral, fasilitator dialog, dan mediator sangat penting untuk menjaga stabilitas dan kualitas demokrasi di Republik Indonesia.
Upaya kolaboratif dengan lembaga-lembaga demokratis lainnya, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan akan menjadi kunci dalam melawan ancaman-ancaman ini dan memastikan keberlanjutan demokrasi yang kuat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H