Tokugawa Ieyasu ( lihat : http://id.wikipedia.org/wiki/Ieyasu_Tokugawa )
Sebagaimana Nobunaga, Ieyasu juga adalah seorang Daimyo, di wilayah Suruga. Dan sebagaimana Hideyoshi, Ieyasu juga pada awalnya adalah pengikut gerakan Nobunaga. Namun, berbeda dengan Nobunaga yang berangasan namun efektif, atau Hideyoshi yang cerdas dan penuh bakat, maka Ieyasu cenderung tidak banyak menonjolkan diri, tapi selalu penuh dengan perhitungan yang matang. Dengan tetap menunjukkan loyalitasnya pada Nobunaga, Ieyasu terus membangun kekuatannya sendiri, dan terus bersiap-siap menunggu momentum.Â
Dan momentum itu diambilnya dengan penuh keyakinan, melalui pertempuran Sekigahara yang sangat menentukan, setelah wafatnya kedua pemimpin karismatik itu (Nobunaga dan Hideyoshi). Setelah itu ia dan keturunannya memimpin Jepang yang baru, yang telah disatukan Nobunaga dan Hideyoshi, dengan sebuah sistem ke-shogun-an baru, yakni Shogun Tokugawa. Masa kepemimpinan klan (keluarga) Tokugawa ini berlangsung selama hampir 270 tahun. Orang menyebutnya dengan zaman edo, karena pusat pemerintahan Jepang dikendalikan dari Edo ( = Tokyo ). Dan Edo atau Tokyo tetap menjadi ibukota Jepang hingga sekarang.
Refleksi
Nobunaga:
Penuh obsesi, berjiwa pendobrak, dan sekaligus pemimpin yang efektif
Hideyoshi:
Cerdas sekaligus cerdik,
Pengikut sekaligus inisiator handal,
Konseptor sekaligus motivator ulung,
Pengatur strategi sekaligus negosiator sukses,