Mohon tunggu...
Adriyan
Adriyan Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati Ekonomi dan Bisnis

Support your fight

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fenomena Crypto dan Vtube

20 Februari 2021   01:48 Diperbarui: 22 Februari 2021   16:34 35546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Youtube.com/m eko kurniawan

Belakangan ini kita tercengang oleh pemberitaan terkait melambungnya harga salah satu aset Crypto yang bernama Bitcoin, yang mana harganya telah mencetak rekor fenomenal diharga 770 juta per bitcoin.

Padahal sekitar lima tahun lalu harganya masih 60 jutaan per bitcoin. Di tahun 2015 harganya malah masih 5 jutaan per bitcoin.

Apa sebenarnya yang terjadi sehingga harga bitcoin terbang ke awan ?

Elon Musk, CEO Tesla, salah satu produsen mobil listrik yang berpusat di Amerika telah mengambil keputusan bersejarah untuk menginvestasikan aset perusahaannya ke dalam bentuk Bitcoin.

Dengan melakukan pembelian sebesar US$ 1,5 Miliar atau setara 21 Triliun Rupiah ( kurs Rp.14.000) harga Bitcoin pun melambung tinggi akibat permintaan yang besar (CNBC, Feb 2021)

Lalu apa hubungannya dengan Vtube ? Yang belakangan ini sedang kontroversi dan ramai dibicarakan. 

Menurut pengamatan penulis dari berbagai sumber, Vtube adalah suatu wadah periklanan di mana berbagai perusahaan dapat mengiklankan produk-produk terbaru mereka melalui suatu wadah advertising atau periklanan, dimana tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan sales and revenue perusahaan, dan salah satu advertising online yang paling populer saat ini adalah Youtube.

Dari sisi Balance sheet, mungkin masih banyak yang awam terkait struktur biaya operasional suatu perusahaan, khususnya dalam pos beban operasional.

Kalau kita cermati, untuk perusahaan besar apalagi yang sudah bonafid, mereka pastinya memiliki suatu anggaran untuk belanja iklan. Dan tidak tanggung-tanggung budget iklan ini nilainya bisa mencapai miliaran rupiah.

Budget iklan inilah yang kemudian digunakan untuk membayar pengiklan (Youtube, Vtube) untuk menerbitkan atau mempromosikan iklan mereka kepada viewernya.

Nah, poin inilah yang kadang menjadi pertanyaan kita, bagaimana jika produk yang dipromosikan itu tidak laku ? Perusahaan rugi donk sudah membayar pengiklan ?

Jangan khawatir, karena meski hal itu terjadi, perusahaan tetap mengeluarkan biaya iklan, entah produknya laku atau tidak, anda tidak perlu pusing dengan hal itu.

Sampai disini mungkin kita sudah sedikit paham tentang circle atau sistem dari mana pengiklan mendapat keuntungan untuk kemudian sebagian dibayarkan kepada content creator atau member.

Vtube, salah satu yang digadang sebagai pesaing Youtube kedepannya pasti banyak menuai pro kontra di masyarakat, hal itu wajar saja, apalagi vtube terbilang baru di Indonesia.

Bahkan Bitcoin dan produk cyber lainnya pun mengalami hal yang sama diawal kemunculannya. Tapi saat ini tentu ceritanya berbeda.

Sepanjang Vtube tidak merugikan masyarakat, memiliki legalitas dari Pemerintah dan dapat membuktikan dirinya sebagai entitas yang bermanfaat bagi masyarakat ditengah perekonomian yang melemah akibat Covid 19, penulis pikir hal itu perlu diperjuangkan.

Menghadapi era 4.0

Tahukah anda bahwa dinamika kehidupan berlangsung begitu cepat, tatanan kehidupan saat ini disadari atau tidak telah membawa kita ke ekosistem yang sangat modern.

Bitcoin telah membuktikan hal itu, Gojek,Grab, Lazada, Tokopedia, Whatsapp, Zoom meeting dll adalah merupakan produk pendahuluan di era 4.0, suatu era yang mengandalkan cyber, komputasi dan data.

Era dimana kita harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman untuk bisa terlibat dan menikmati kemajuan teknologi, jika tidak, maka anda akan ketinggalan kereta.

Sepintas mempelajari Vtube, penulis melihat ada 3 hal yang perlu dipahami, pertama, penonton atau member yang mengklik suatu iklan akan memperoleh penghasilan berupa VP (view point) yang nantinya dapat diuangkan dalam jangka waktu tertentu.

Kedua, VP dapat dijadikan aset investasi jangka panjang, nah poin ini yang menarik, jika Vtube memang berhasil melegalkan dirinya menjadi suatu entitas yang legal dengan konsep bisnis yang jelas, bukan mustahil VP yang saat ini sedang digenggam oleh member atau klien Vtube akan berharga berkali lipat seperti bitcoin jika passion vtube ingin mengadopsi model bisnis bitcoin.

Namun penulis berpendapat, agar sebaiknya pihak Vtube tidak terburu-buru menaikkan harga VP dengan menyerahkan kepada mekanisme pasar, karena hal ini dapat disalah gunakan oleh oknum yang sengaja "memainkan harga".

Sehingga pada akhirnya member ritel yang menjadi korban karena tidak sanggup lagi membeli paket misi bintang yang kemahalan.

Ketiga, Vtube menjadi sarana investasi jangka pendek, artinya member yang mengikuti misi bintang, dapat memperoleh penghasilan periodik per 40 hari berupa VP yang bisa dicairkan, tergantung level atau  misi bintang yang diikuti.

Vtube 3.0 

Berdasarkan informasi yang penulis himpun beberapa hari ini, Vtube sedang melakukan maintenance sistem, dan hal itu menyebabkan membernya tidak dapat login atau mengakses sistem Vtube.

Namun pihak manajemen telah menjelaskan bahwa hal ini sengaja dilakukan untuk menyambut Vtube Fase 2 yang konon katanya akan lebih bombastis dibanding versi sebelumnya, sambil menunggu perijinan yang akan segera dikeluarkan oleh OJK, dalam hal ini ialah SWI (satgas waspada investasi).

Dengan hadirnya Vtube 3.0 nantinya member juga dapat melakukan transaksi pembelian barang dsb melalui satu aplikasi yang terintegrasi, karena Vtube telah menjalin kerjasama dengan e-commerce yang ada di Indonesia.

Selain itu, nantinya para member Vtube dapat menukarkan langsung VP mereka di Exchange Counter yang juga terdapat di aplikasi Vtube 3.0.

Dan bagi penulis poin inilah yang menjadi fokus utama, untuk melihat kemampuan dan tingkat likuiditas dalam hal pencairan VP, berapapun nilainya dari para member.

Dan sangat diharapkan pula agar perusahaan Vtube dapat menyerap likuiditas yang membanjiri pasar jika hal itu terjadi, agar tidak terjadi kepanikan dan wanprestasi, demi menjaga kepercayaan dan reputasi Vtube.

Nah, tiba saatnya bagi kita untuk mempertimbangkan berbagai peluang investasi yang ada.

Tentunya harus dengan jeli melihat perijinan yang dimiliki, apakah sudah terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) agar kita terhindar dari investasi bodong.

Tetap semangat para Youtuber dan Vtuber, optimis dan tetap inovatif menyambut era digital tanpa batas.

Biar waktu yang membuktikan

Salam sukses,

Adriyan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun