Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Psikolog

18 Juni 2016   20:24 Diperbarui: 18 Juni 2016   20:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bagi suami anda ini jelas adalah ujung dari semua perbuatannya dan bukan cobaan. Tapi bagi anda ini memang cobaan, meskipun sebagai korban anda juga menodainya."

"Menodai?"

"Sebelum anda tahu rahasia yang disembunyikan suami anda, anda lebih memilih menjual aset demi kebebasan suami anda dari tuntutan hukum bukan? Apakah akan demikian halnya jika sejak awal anda tahu perbuatan suami anda? Jelas di sini anda tidak taat hukum ketika anda tidak berada dalam posisi yang teraniaya seperti sekarang."

“Yah, memang, itu saya akui,” kata wanita itu.

“Nah,” tukas sang psikolog, “anda masih memikirkan pilihan bunuh diri, atau mulai membuka pikiran pada kemungkinan adanya pilihan lain semacam, tekad memperbaiki keadaan walaupun pahit?”

“Jika ada saran untuk hal lain yang bisa saya lakukan, saya akan mencoba mempertimbangkannya.”

“Yang jelas, jalan keluar dari masalah anda hanya ada di kehidupan anda sekarang ini, tidak akan anda temukan di alam yang akan anda masuki jika anda bunuh diri.”

Wanita itu mengangguk-angguk. Ia masih tampak terguncang, tapi tak sehebat seperti ketika baru datang.

“Jika anda masih sayang pada suami anda, mintalah cerai.”

“Saya tak salah dengar?”

“Tidak, kecuali jika anda tak sayang lagi dengan suami anda, maka mintalah dia untuk menceraikan istri sirinya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun