"Bunuh diri!"
"Baiklah, lupakan tentang mengetuk pintu, sekarang duduklah. Meskipun jadinya lupa mengetuk pintu, tapi Tuhan tampaknya masih berkenan menuntun anda untuk mencari pertolongan bagi diri anda. Saya harus membantu Tuhan yang masih sayang pada anda dan ingin meyakinkan anda bahwa Dialah yang berhak atas hidup dan mati anda," kata psikolog itu.
Wanita itu duduk dengan gamang.
"Nah, siapa nama anda, dan kenapa bunuh diri jadi pilihan anda. Suami anda selingkuh? Atau, ingin beristri lagi? Menghabiskan seluruh tabungan di meja judi? Saham yang anda beli harganya jatuh?"
Wanita itu menggeleng.
"Atau, anda yang selingkuh?" sang psikolog melirihkan suaranya dan mendekatkan wajahnya pada wanita itu.
Wanita itu menggeleng lagi.
"Nama saya Lena, saya seorang pegawai negeri sipil."
"Di kantor dinas apa anda bekerja?"
"Sekolah."
"Anda seorang guru?"