Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Veronica

16 Juni 2016   11:14 Diperbarui: 16 Juni 2016   13:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yang aku pikirkan hanya, mungkin J mendapat pekerjaan yang baik dan bosnya sangat baik padanya, karena ia selalu memberikan uang untuk belanja makanan dan uang untuk sekolahku dalam jumlah yang cukup. Aku hanya berpikir agar ia memakan masakanku dengan senang hati karena rasanya enak di lidahnya, dan ia selalu mendapati rumah atau pakaian-pakaiannya dalam keadaan bersih.

Malam itu ia pulang dalam keadaan yang lebih gembira dari sebelumnya. Tentu saja aku senang dan bangga dengannya. Ia tak lagi sedih seperti ketika ibu baru saja mati, ia tak mengeluhkan tentang pekerjaan atau uang lagi.

“V,” katanya sesudah suapan terakhir makan malamnya tertelan dan sendok serta garpunya tengkurap di atas piring yang sudah kosong. “Kupikir kau tak akan bisa melakukan apa-apa, karena ibu sungguh sangat memanjakanmu. Tapi ternyata adikku ini seseorang yang hebat. Cepat belajar untuk memperbaiki keadaan. Aku senang dengan keadaan ini dan aku tak merasa lelah harus bekerja.”

“Kau sudah berusaha sangat keras, kak. Aku akan merasa tak pantas jika berdiam diri. Tapi, aku sendiri merasa masih belum bisa mengerjakan semuanya dengan baik,” sahutku.

“Hey, kau sudah melakukan semuanya lebih baik, kau ini hebat, V.”

“Terima kasih, kak. Kau menginspirasiku, dan aku berharap ibu senang melihat keadaan kita.”

“O, ya, tentu dia senang sekali. Dan, eh, karena itu, kau pantas mendapat hadiah,” kata J.

“Hadiah?”

“Ya, hadiah,” J mengeluarkan sesuatu dari saku jinsnya. Sebuah kotak merah berbentuk hati. Sepertinya kotak yang biasa untuk menyimpan perhiasan. Aku tak berani menebak-nebak.

“Ini untukmu yang sudah berusaha keras untuk menjadi adik yang baik,” J membuka kotak hati itu dan benar, di dalamnya adalah kalung dengan liontin.

Tentu saja aku senang, karena sebagai kakakku, J ternyata sangat peduli denganku dan terlihat benar keinginannya untuk menyenangkanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun