Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berebut Tulang

26 Februari 2016   10:28 Diperbarui: 26 Februari 2016   11:38 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah tak menjawab. Ia hanya menunduk dan menunduk saja.

“Ini daging milik kalian,” kata Kakek sambil memegang kedua bahuku. “Tapi kalian biarkan daging kalian seperti ini, karena kalian sibuk berebut tulang di otak kalian.”

“Hanya anjing yang berebut tulang,” kata Kakek sebelum akhirnya meninggalkan rumah. Meninggalkan Ayah yang diam terpaku.

Beberapa bulan kemudian Ayah mulai sering datang ke rumah Nenek untuk menengok Ibu. Terkadang ia membawa martabak, atau makanan yang di sukai Ibu. Tapi Ibu menolak menemui Ayah.

“Jika kalian memang harus menunggu sampai gigi kalian rontok hanya untuk menyadari bahwa tulang yang kalian perebutkan itu keras dan tak berisi, silakan saja.”

Kata-kata Kakek pada akhirnya membuat Ayah dan Ibu mulai menyadari kekeliruan masing-masing. Mereka membiarkan semuanya berantakan hanya karena perbedaan pandangan tentang calon presiden. Kini Ayah dan Ibu sudah rukun kembali dan Ibu bersedia pulang ke rumah.

Tapi pada akhirnya yang terjadi adalah sesuatu yang tak menyenangkan bagiku. Mungkin karena menahan rindu satu setengah tahun lamanya, Ayah dan Ibu begitu mesra dan tahu-tahu Ibu hamil lagi. Ayah terlihat sangat gembira.

Dan aku marah.

“Kenapa Cindy?” tanya Ibu.

“Aku tak mau punya adik,” sahutku.

“Lho, memangnya kenapa?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun