Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berebut Tulang

26 Februari 2016   10:28 Diperbarui: 26 Februari 2016   11:38 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Malu, Ma. Aku sebentar lagi S1, masa punya adik bayi.”

Aku memilih pergi ke rumah Nenek dan bertahan di sana sampai akhirnya aku tak bisa mengelak dari pertanyaan Kakek.

“Kamu juga mau mencoba rasanya tulang?”

Aku diam.

“Aku malu, Kek.”

Kakek membiarkanku tinggal bersama mereka tanpa pernah bertanya apa-apa lagi. Bahkan ketika akhirnya Ibu melahirkan adikku itu, aku bertahan di rumah Kakek, sampai akhirnya Ayah dan Ibu datang ke rumah Kakek dengan membawa serta adikku.

Dia cantik. Namanya Ratih. Entah kenapa aku lupa dengan rasa malu punya adik lagi. Aku menciumnya, menggendongnya, dan tidur bersamanya.

 

 

Satu-satunya yang membuat kenyataan sulit di terima dan makna sulit dirasa adalah, keras kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun