Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ratu Malam dan Sang Raja

4 Oktober 2014   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:28 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darahku tersirap. Pelacur sialan, kubunuh, kau!

"Kalau kau tak bisa diam, aku akan membunuhmu!"

"Aku ingat pidatomu di depan teman-temanmu di sidang terhormat, aku dengar ceramahmu di majelis-majelis! Apa yang kau nasehatkan pada mereka? Bermacam kebaikan bukan? Sekarang kau ingin membunuhku?"

"Kenapa kau melantur tak karuan? Aku membayarmu bukan untuk ini!"

"Kau mengatakan aku pelacur, itu benar, tapi aku memang tersinggung dengan nadamu itu!"

"Kenapa? Kau memang pelacur kan?"

"Kau berceramah tentang surga pada orang-orang yang mengelu-elukanmu, tapi kau sendiri tak percaya dengan surga itu, kau malah mencarinya pada tubuh seorang pelacur..."

Benar-benar sialan!

Aku bangkit ingin menjambak rambutnya, tapi dia menepisnya dengan cepat, dan tiba-tiba teleponku berbunyi.

Aku menahan geram karena aku lupa mematikan telepon sialan itu.

Sang Raja kecil yang cengeng dan bodoh! Umpatku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun