Dengan demikian jika dari hasil kalkulasi ini, Lukmen akan memenangkan Pilgub Papua 2018 dengan jumlah suara sekitar 64,5 %.
Hitung-hitungan ini akan bisa berubah kedepannya tergantung dari strategi kedua pasangan Cagub untuk bisa mengambil suara dan hati para pendukungnya. Titik point terpenting sebenarnya ada pada suara masyarakat dari golongan suku Tabi yang berada atau tinggal mulai dari Jayapura, Mamberano, Keerom dan Sarmi. Dan yang sangat perlu diwaspadai dalam Pilgub Papua tahun 2018 ini, adalah Faktor X, yaitu apabila salah seorang Cagub terkena maslaha hukum yang berkuatan tetap, itu akan bisa membuat salah seorang cagub bisa gugur dengan sendirinya.
Dalam menentukan suatu strategi Kampanye dalam Pilgub Papua 2018, sepertinya tidak bisa dengan Konsep " Generalisir ". Tapi harus dengan suatu strategi case by case. Strategi tersebut yang dimaksud adalah berdasarkan komposisi jumlah penduduk berdasarkan asal atau golongan mereka dan juga berdasarkan pemetaan ( mapping ) per kabupaten. Dan yang sanat terpenting adalah pendekatan dari hati ke hati secara gerilya door to door dari pada tokoh adat, untuk memberikan informasi dari masing-masinf kandidat tersebut.
Ketika mengacu ke data tahun 2010, jumlah penduduk Papua sebanyak 2.780.144 jiwa, ternyata jumlah OAP adalah sebanyak 2.121.436 jiwa dan penduduk Non-OAP berjumlah 658.708 jiwa. Dari sisi penyebaran penduduk OAP sebagian besar berada di wilayah Pegunungan Tengah (lebih dari 96%), dan juga di dataran rawa-rawa di Mamberamo, Mappi, dan Asmat. Sedangkan Non-OAP tersebar di Kota Jayapura, Merauke, Keerom, Mimika, Nabire, yang komposisinya hampir 50%.
Bagaimana struktur komposisi OAP di setiap Kabupaten/Kota?
Merauke 72.554 OAP, sedangkan 122.130 non-OAP
Jayawijaya 177.581 OAP, sedangkan 18.025 non-OAP
Jayapura 68.116 OAP, sedangkan 42.684 non-OAP
Nabire 61.364 OAP, sedangkan 67.705 non-OAP
Kepulauan Yapen 64.034 OAP, sedangkan 17.969 non-OAP