Uang, uang, dan uang. Itulah prinsip dari Cezar dan Dunlop dalam membawa Sarah ke Inggris. Penolakan dari pihak museum tidak lantas mematahkan keteguhan hati Cezar dan Dunlop untuk menjual Sarah. Mereka tidak ingin kembali dengan tangan hampa. Untuk itu, keduanya mencari cara agar Sarah bisa tetap terjual. Hingga akhirnya, teperciklah sebuah gagasan untuk bekerja sama dengan salah satu saudagar pemilik pertunjukan freakshow, yaitu sebuah pertunjukan aneh semacam sirkus yang mana pemainnya direkrut dari orang-orang yang memiliki keterbatasan (baca: difabel). Freakshow tersebut bernama Piccadilly Circus yang terletak di Jalan Piccadilly No.225 yang ketika itu merupakan pertunjukan yang cukup eksis dan menghibur untuk ditonton oleh orang-orang Eropa. [11]
Di dalam freakshow tersebut, Cezar dan Dunlop meraup keuntungan yang luar biasa akibat pameran yang mereka lakukan dengan tubuh Sarah. Dengan menggunakan nama panggung “Hottentot Venus”, popularitas Sarah semakin meningkat. Sarah dipaksa untuk dapat memperlihatkan tubuh setengah telanjangnya, bahkan bagi mereka yang bersedia untuk membayar dengan harga yang lebih tinggi diperbolehkan oleh Cezar untuk menyentuh bagian tubuh Sarah yang mereka sukai, terutama pada bagian pantatnya. Akan tetapi, pameran tersebut mendapatkan penentangan dari pengadilan Inggris, sehingga pada tahun 1814, mereka berkunjung ke negara Perancis dan menjual Sarah kepada seorang pelatih sirkus hewan bernama Reaux. Dengan terbebasnya Sarah dari Cezar, Sarah mengira bahwa kehidupannya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun, sekali lagi, ekspektasinya tidak benar-benar terwujud. Kehidupannya justru menjadi kian memburuk di tangan Reaux.
Dalam freakshow Perancis tersebut, Sarah dipakaikan sebuah kalung kerangkeng yang dilingkarkan pada lehernya, diperlakukan layaknya binatang, dan dipaksa untuk tampil di depan penonton selama hampir sebelas jam lamanya, yaitu mulai pukul 11 siang hingga 10 malam. Selain itu, terkadang ia juga dipaksa untuk bisa datang ke acara pesta orang-orang Perancis kelas atas selama berjam-jam. [13] Dalam hal tesebut, terdapat sebuah kemungkinan besar bahwa selain menjadi objek tontonan di dalam sirkus, Sarah juga menjadi seorang korban pelecehan seksual.
Di samping dijadikan sebagai objek seksual oleh orang-orang Perancis, ternyata Sarah juga menjadi daya tarik bagi George Cuvier, seorang ahli biologi yang ingin memecahkan missing link yang menjadi penghubung antara manusia dengan kera atau orangutan dengan meneliti alat genital milik Sarah. [14] Namun, permintaan tersebut ditolak keras oleh Sarah.
Kematian Sarah Baartman dan Eksploitasi yang Tak Henti
Setahun kemudian, yaitu pada tanggal 29 Desember 1815, Sarah Baartman dinyatakan meninggal dunia pada usia yang masih muda, yaitu saat usianya 26 tahun. Tidak diketahui secara jelas mengenai penyebab kematian Sarah. Ada beberapa yang mengatakan penyebabnya adalah alkoholisme, tetapi tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa ia meninggal karena penyakit sifilis.