Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berkelana ke Kota Sabang, Kota Paling Barat Indonesia

8 Januari 2024   15:13 Diperbarui: 13 Januari 2024   00:10 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di Perjalanan ke Kilometer Nol, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Sumber: dokumentasi pribadi.

Pemandangan di Perjalanan ke Kilometer Nol, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Sumber: dokumentasi pribadi.
Pemandangan di Perjalanan ke Kilometer Nol, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Sumber: dokumentasi pribadi.

Perjalanan ke Monumen Kilometer Nol dari pelabuhan membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Selama perjalanan kami melihat di samping kiri dan kanan yang dipenuhi dengan hutan hujan tropis diselingi dengan rumah-rumah warga dengan topografi menanjak. Di beberapa tempat juga terlihat gugusan pulau yang menjadi bagian Kota Sabang yang cantik.

Oleh bapak pengemudi kami diceritakan juga berbagai hal tentang Kota Sabang dan sekitarnya. Dari legenda Danau Aneuk Laot yang ada di tengah Pulau Weh yang menjadi sumber utama air tawar masyarakat Kota Sabang, sampai dengan cerita tentang Pulau Klah yang sempat menjadi pusat perjudian tidak hanya di Indonesia, namun juga di Asia pada masa dahulu. Ya, rekan-rekan tidak salah baca, benar dahulu sebelum hukum Syariah diterapkan di seluruh Aceh, justru salah satu bagian Aceh menjadi pusat perjudian kelas dunia.

Akhirnya Menjejakkan Kaki di Kilometer Nol 

Berfose di Depan Monumen Kilometer 0 Pulau Weh, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Sumber: dokumentasi pribadi.
Berfose di Depan Monumen Kilometer 0 Pulau Weh, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Sumber: dokumentasi pribadi.

45 menit perjalanan menuju Kilometer Nol di Pulau Weh pun tidak terasa dengan berbagai cerita dari Pak Supir tentang Kota Sabang. Sesampainya di Kawasan wisata ini kami melihat juga banyak wisatawan lokal yang berfoto dan mengabadikan momen mereka da di wilayah paling ujung barat Indonesia, termasuk saya dan rekan-rekan saya.

Kami juga tidak lupa berbelanja buah tangan sampai mencetak sertifikat dengan nama kami yang ditandatangani oleh Walikota Sabang yang menerangkan bahwa secara resmi kami sudah pernah mengunjungi Monumen Kilometer Nol Kota Sabang ini.

Ada cerita unik ketika kami ingin mencetak sertifikat dari salah penjual buah tangan di sana, dikarenakan printer yang dioperasikan oleh penjual tersebut error dan tidak dapat mencetak tulisan di blanko sertifikatnya.

Beliau menyampaikan biasanya yang membantunya untuk memperbaiki printer adalah anaknya, namun karena anakany sedangn kuliah dan jauh, beliau kewalahan untuk memperbaikinya, belum lagi ternyata pesanan sertifikat semakin banyak berdatangan.

Alhasil, saya dan rekan-rekan saya membantu bapak tersebut untuk memperbaiki printernya dengan mengecek setting computer, memindahkan colokan kabel printer ke beberapa terminal listrik. Setidaknya hampir 1 jam kami membantu Bapak tersebut hingga printernya kembali beroperasi.

Di Kawasan Monumen Kilometer Nol kami menghabiskan sekitar 3 jam untuk berkeliling dan berrfoto serta berbelanja di area tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun