Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berkelana ke Kota Sabang, Kota Paling Barat Indonesia

8 Januari 2024   15:13 Diperbarui: 13 Januari 2024   00:10 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RM Kencana di Kota Sabang. Sumber: Jacob Antonius Hasibuan/Google Review.

Saya bersama tiga rekan sekantor saya berkesempatan untuk menjadi perwakilan kantor kami untuk mengajar di salah satu SD di Aceh Besar dalam acara Pertamina Energi Negeri 6.0.

Kami hadir di Aceh dua hari sebelum acara untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan tentunya mengeksplorasi keindahahan alam, budaya dan kulinernya.

Salah satu tujuan utama kami adalah mengunjungi Pulau Weh yang menjaid pusat pemerintahan dan kehidupan sosial di Kota Sabang.

Sehari sebelum berangkat ke Pulau Weh, setelah berwisata kuliner di Kota Banda Aceh, kami sengaja datang ke Pelabuhan Ulee Lheue yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota.

Kami sengaja ke sana untuk mengecek kondisi dan menanyakan ke petugas tentang cuaca serta izin perjalanan dengan Kapal Feri menuju Pulau Weh. Hal ini kami lakukan karena menurut salah satu keluarga dari rekan sekantor saya yang asli Lhokseumawe bahwa jika cuaca buruk penyeberangan ke Pulau Weh bisa saja ditunda ataupun dibatalkan dami alasan keselamatan.

Sebelum ke pelabuhan kami sudah mengecek ramalan cuaca untuk keesokan harinya, di ramalan cuaca terlihata bahwa cuaca cukup cerah di daerah Kota Sabang dan Banda Aceh, namun akan turun hujan di siang dan sore hari. Hal ini membuat kami cukup khawatir apakah penyeberangan diizinkan oleh syahbandar atau tidak.

Alhamdulillah ketika kami ke pelabuhan disampaikan bahwa beberapa hari terakhir cuaca cukup kondisif dan tidak ada informasi pembatalan jadwal kapal ke Pulau Weh.

Kami juga langsung membeli tiket kapal cepat ke Pulauh Weh di loket di Pelabuhan Ulee Lheue untuk keesokan harinya dengan harga tiket eksekutif Rp100.000,-/orang. Pembelian tiket kapal cepat juga bisa dilakukan melalui website, whatsapp, bahkan aplikasi terkait.

Kami memilih jadwal kapal cepat paling pagi yaitu pukul 08.00 karena kami merencanakan untuk tidak menginap dan hanya sampai sore saja mengekplorasi Kota Sabang khususnya Pulau Weh untuk selanjutnya kembali ke Banda Aceh.

Setelah boarding menuju ke kapal, di sisi samping jalur masuk kapal ada beberapa pedagang yang menjajakan sejumlah penganan tradisional, buah potong dan minuman. Saya sempat membeli nasi kuning sebagai sarapan saya selama perjalanan.

Di kapal cepat yang kami naiki ombak relatif tenang meski sempat hujan rintik sempat turun. Di dalam kapal kami bertemu banyak pelancong dalam negeri bahkan luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun