Jawabannya sih hanya sebagian kecil saja yang demikian, itu pun yang saya tahu kebanyakan ya para pucuk pimpinan ataupun eksekutif di perusahaan-perusahaan atau pengusaha besar yang berkunjung dan sering bersantap di restoran-restoran mewah tersebut.
Bahkan, saya tahu ada beberapa pimpinan perusahaan tersebut justru sebaliknya bergabung dengan bawahannya dan kami-kami para pekerja biasa yang menjadi populasi terbesari di SCBD ini yang lebih memilih makan di warung-warung makan yang ada di basemen gedung-gedung pencakar langit yang tersebar di SCBD ini. sebut saja kantin di Equity Tower, kantin karyawan di Pacific Place, kantin B1-B5 Gedung Energy, kantin Gedung CIMB, kantin di Plaza Mandiri dan lain sebagainya.
Harganya pun terjangkau bagi para pekerja biasa bahkan bagi rekan-rekan OB (Office Boy), meski bagi saya pribadi beberapa kantin di SCBD harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan kantin-kantin atau warung makan di kawasan lainnya. Namun, jika sudah hapal lokasi yang pas, harga yang kompetitif dan jaminan rasa yang pas di lidah dapat dengan mudah kita temui.
Ya,tidak dipungkiri juga sesekali mungkin 2-3 kali setahun ketika mendapatkan intensif dari perusahaan atau perayaan ulang tahun rekan kantor kami makan di beberapa restoran elit di Kawasan SCBD ini atau sampai restoran di daerah Jalan Senopati.
Tapi untuk setiap hari dan menjadi sebuah rutinitas tentu akan menguras kantong dan apalagi memaksakan dengan gaya hidup serta tuntutan media sosial elit yang cenderung hedonistik saya pikir hal tersebut adalah mitos bagi sebagian besar karyawan-karyawan kantoran di SCBD.
Kedua, Semua Penghuni Kawasan SCBD adalah Orang Elit atau Strata Sosial Tinggi
Mitos kedua yang sampai saat ini saya masih bingung dihembuskan oleh siapa bahwa semua orang di SCBD adalah orang-orang dengan strata sosial tinggi, berpenghasilan di atas rata-rata UMP, memiliki aset miliaran, dan lain sebagainya.
Saya pribadi mengaminkan agar menjadi demikian, meski jika kita telusuri lebih dalam faktanya hal tersebut sangat berbeda. Logika saja ada berapa banyak perusahaan skala kecil dan menengah di SCBD, ada berapa banyak pekerja restoran, rumah makan, pekerja kebersihan, pegawai pengamanan, dan lain sebagainya yang bekerja sehari-hari dan menggantungkan hidupnya di Kawasan SCBD ini.
Bahkan, jangan salah banyak juga pekerja kantoran yang kesannya rapi hilir mudik di SCBD yang penghasilannya pun tidak jauh dari upah minimum lho atau bahkan sama dengan upah minimum Provinsi DKI Jakarta.Â
Citra rapi, bersih, klimis, wangi tidak selalu seiring sejalan dengan isi saldo ataupun dompet seseorang di kawasan SCBD ini.