Fakta menyedihkannya bahwa Indonesia adalah penghasil sampah makanan terbanyak kedua di dunia pada 2016.
Penting bagi kita dalam rumah tangga untuk tidak menumpuk-numpuk atau memasak makanan secara berlebihan. Biasakan untuk merencanakan menu makanan kita setiap harinya agar tidak ada yang terbuang.Â
Jika kita hanya berisi empat orang di rumah maka masaklah untuk porsi empat orang jangan berlebihan, pun jika berlebihan kita bisa membaginya dengan tetangga atau pun orang lain yang membutuhkan.
Jika ada sisa makanan alangkah lebih baiknya jangan langsung dibuang karena untuk sampah organik masih bisa kita kumpulkan dan kita ubah jadi pupuk kompos atau jika masih layak dikonsumsi, dapat kita salurkan ke pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Fenomena acara pernikahan dengan bentuk prasmanan sering membuat kita menghela napas panjang karena sedih melihat banyak makanan yang terbuang percuma.Â
Ada baiknya jika masih banyak sisa secara sukarela kita salurkan ke panti asuhan atau pun orang-orang yang membutuhkan, pun jika sudah tidak layak konsumsi kita dapat memberikannya untuk para peternak atau diubah menjadi pupuk kompos untuk rumah tangga kita.
Ketiga, Bercocok Tanam di Rumah
Tahukah kita proses membeli sayuran atau pun kebutuhan rumah tangga tersebut membutuhkan proses rantai suplai yang panjang dan hal tersebut tentunya berimplikasi pada emisi yang ditimbulkan.
Bayangkan panjangnya dari proses cocok tanam di lahan petani dengan pupuk kimiawi sayuran akhirnya dikemas lalu diantarkan ke pengepul dengan kendaraan berbahan bakar minyak.