Pertama, Harus Komitmen untuk Terus Patuhi Protokol Kesehatan
Euforia karena telah divaksin dua kali serta turunnya kasus harian harus kita sikapi dengan hai-hati, karena terbukti varian-varian terbaru tadi dapat menurunkan efikasi dari vaksi-vaksin yang telah beredar, bahkan kita mendengar sendiri bagaimana banyak orang-orang yang sudah divaksin dua kali pun masih terkena virus mematikan ini.
Terus konsisten dan komitmen mematuhi protokol kesehatan semisal memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan lain sebagainya adalah kuncinya.
Jangan abai dan jangan menyepelekan karena ancaman virus-virus ini masih nyata dan mengancam nyawa kita.
Kedua, Jangan Bepergian Jika Tidak Benar-benar Diperlukan
Aktivitas mudik, berkumpul dengan tetangga dan keluarga dan handai taulan hendaknya kita hindari di tengah pandemi ini.
Jika pun harus benar-benar bertemu dan bepergian, akan lebih baik untuk berhati-hati tetap menjaga protokol kesehatan serta pastikan diri anda benar-benar bebas dari virus mematikan ini.
Jangan sampai atas nama menjalin silaturahmi dan menjaga rasa persaudaraan kita justru mengorbankan kesehatan diri kita dan orang lain.
Ketiga, Manajemen Kesehatan Mental
Kesehatan bukan hanya masalah fisik dan kondisi badan tetapi juga terkait erat dengan kesehatan mental. Lebih-lebih di masa pandemi ini yang menuntut kita untuk lebih dari setahun di rumah saja tanpa aktivitas sosial yang erat dan berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara, belum lagi paparan sosial media yang cenderung meningkat yang membuat orang terkena gejala FOMO dan masalah mental lainnya, oleh karena itu kesehatan mental perlu kita kelola dengan semaksimal mungkin.
Telah menjadi fakta bahwa kasus-kasus kekerasan rumah tangga, perceraian, dan juga friksi-friksi antar-anggota keluarga semakin menanjak di tengah pandemi ini, oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari untuk mengelola kesehatan mental kita, bahkan jika diperlukan kita dapat meminta bantuan tenaga professional semisal psikolog maupun psikiater.