Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Tips Melawan Ejekan Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

15 Februari 2021   15:00 Diperbarui: 20 Februari 2021   10:00 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang mengalami perundungan dan ejekan.| Sumber: KOMPAS.com/LAKSONO HARI W

Ketiga, Jawab Ejekannya dengan Kalimat yang Cerdas

Ilustrasi. Sumber: unycommunity.org
Ilustrasi. Sumber: unycommunity.org
Maksudnya adalah jika seseorang dengan intensi buruk terus-terusan menyerang kita dengan umpatan ataupun ejekan apalagi di muka umum kita dapat menghentikannya dengan mengeluarkan kalimat-kalimat yang justru membuat dia seperti terserang bumerang.

Semisal saja ada yang mengejek, "Wah kamu sekarang gendut banget ya lebar banget badannya kayak kuda nil! Hahahah," kita dapat dengan santai menjawabnya, "Alhamdulillah badan saya disuplai makanan halal sehingga jadi daging!" 

Atau bisa jadi kita katakan "Oh iya sekarang saya lagi coba program diet, doakan ya semoga saya bisa mencapai berat badan ideal, saya juga doakan kamu agar dosa-dosa kamu diampuni karena telah mengejek makhluk ciptaan Tuhan!" 

Atau bisa juga dengan "Wah Kuda Nil ya, seenggaknya otaknya ada, kalau speaker mesjid gak ada otak bisanya cuma bicara keras-keras. Semoga kamu bukan speaker masjid ya!" lalu tuntaskan dengan senyuman manis.

Kita tidak perlu menyerangnya secara langsung, namun dengan kalimat yang cerdas tentu bisa sukses membuatnya cukup malu dan mungkin jera untuk mengejek orang lain di muka umum.

Keempat, Cuekin Aja

Ilustrasi. Sumber: keepcalms.com
Ilustrasi. Sumber: keepcalms.com
Kerap orang yang mengejek kita di muka publik adalah orang-orang yang haus akan perhatian. Dengan tidak mengacuhkannya justru mereka akan semakin kesal dan malu sendiri.

Saya pernah melihat seseorang menjadi objek perisakan oleh orang lain semasa di sekolah, alih-alih menangis ataupun bereaksi melawan, justru dia tidak mengacuhkan yang mengejeknya bahkan seolah tidak menganggap orang tersebut ada.

Alhasil orang yang mengejek lelah sendiri untuk terus mengejeknya. Namun, ada juga yang semakin membabi buta mengejeknya, nah dengan terus tidak mengacuhkannya bahkan menganggapnya tidak ada secara psikologis jika dia melakukannya di depan publik tentu dia akan disorot oleh orang-orang sekitarnya dan dianggap amat sangat berlebihan.

Ya jurus keempat ini butuh ketahanan mental dan juga latihan, namun tidak salah untuk dipraktikkan dalam keseharian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun