Ingat, ini juga terkait hubungan jangka panjang serta bentuk simbiosis mutualisme antara penjual dan pembeli.
Semisal kita memiliki anggaran 10 ribu rupiah untuk membeli 1 kilogram buah apel sedangkan penjual menjual apelnya dengan harga 10 ribu rupiah per kilogram, dan kita lihat harga di pasaran adalah rerata 9 ribu rupiah
Maka, sah-sah saja jika kita bernegosiasi dengan penjual buah bahwa satu kilogram apel dengan harga 8 ribu rupiah atau 9 ribu rupiah karena dengan begitu Anda dapat menghemat uang Anda dan penjual dapat lekas menjual barang dagangannya dan tetap untung meski tidak banyak sekali.
Atau bisa jadi Anda menawar harganya dari menjadi 7 ribu rupiah dengan syarat Anda membeli dalam jumlah sangat banyak semisal 20 kilogram.
Ingat kita dalam berbisnis adalah asas timbal balik dan tabur tuai, tidak boleh berlaku zalim.
Sangat tidak logis semisal kita menawar harga apel tadi menjadi 2 ribu rupiah per kilogram dengan pola pikir kita untung banyak, namun penjual menderita kerugian belum lagi mempertimbangkan penjual tersebut adalah penjual skala kecil.
Maksudnya sebelum melakukan kegiatan negosiasi harga Anda harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait pembelian ynag akan kita lakukan.
Beberapa informasi kunci yang kita butuhkan sebelum menawar harga adalah:
- Jenis dan rincian barang/jasa yang akan kita beli termasuk kualitas yang kita harapkan
- Anggaran yang kita siapkan atau biasa kita sebut owner estimate/harga perkiraan sendiri, penghitungan anggaran bisa disesuaikan dengan informasi dari berbagai media massa atau dari informasi lainnya. Jangan lupa juga memperhitungkan biaya pengiriman jika ada dan biaya lainnya yang timbul semisal pajak.
- Harga pasaran atau market survey dari barang atau jasa yang akan kita beli guna membandingkan dengan penawaran dari penjual nantinya yang serupa
- Konsep economic of scale atau skala keekonomian dimana normalnya semakin banyak kuantitas yang akan kita beli harusnya beriring dengan jumlah diskon atau penurunan harga yang kita dapatkan, membeli 1 kg apel dibandingkan dengan membeli 100 kg apel bisa jadi memiliki harga yang berbeda.
Dengan lengkapnya data yang kita dapatkan semakin banyak juga amunisi kita untuk bernegosiasi harga.
Contoh penerapannya adalah kita dapat membandingkan harga di toko A, B dan C sebagai referensi seperti kaum ibu-ibu jika pergi ke pasar biasanya membandingkan harga satu dan lainnya.