Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengatasi Cabin Fever Selama Ramadan di Masa Pandemi Corona

1 Mei 2020   22:25 Diperbarui: 3 Mei 2020   11:48 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cabin Fever, Sumber: ui.ac.id

Bagaimana rasanya setelah lebih dari sebulan di rumah saja? Tidak berjalan-jalan, tidak bersosialisasi dan tidak beraktivitas di tempat umum maupun keramaian lainnya?

Pada awalnya mungkin biasa saja atau pun mungkin bahagia dimana lebih banyak waktu berkumpul dengan keluarga serta dapat lebih santai dalam menjalani hari kerja meski harus dari rumah saja. 

Namun, makin lama rasa bosan mulai melanda, belum lagi pola tidur mulai terganggu serta lebih mudah menjadi perasa dan tersinggung atau  bahkan putus asa.

Apalagi di bulan ramadan kali ini, di siang hari tubuh lebih terasa lemas karena berpuasa. Aktivitas fisik pun mungkin lebih berkurang dibandingkan hari biasa.

Nah, sangat mungkin kita terkena Cabin Fever atau Demam Kabin. Cabin Fever adalah kondisi perasaan sedih yang muncul karena merasa terisolasi dari dunia luar. 

Dinamakan Cabin Fever karena merujuk pada pemakaian istilah oleh para ahli pada awal 1990-an di Amerika Utara  yang menggambarkan kondisi seseorang yang diisolasi di area terpencil atau kabin saat musim dingin. 

Sebelumnya juga pada 1800-an digunakan juga istilah tersebut untuk merujuk kondisi pasien-pasien yang dirumahkan karena terkena demam tifus.

Merujuk dr. Gina Anindyajati, SpKJ, dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM kepada ANTARA (25/04/2020), Cabin fever sendiri digolongkan bukan sebagai gangguan psikologis karena hal tersebut hanya respon psikologi yang normal terjadi pada seseorang yang terlalu lama terisolasi dari dunia luar.

Selain rasa sedih dan bosan beberapa ciri dari Cabin Fever adalah munculnya rasa gelisah, turunnya motivasi diri, mudah tersinggung, sulit tidur, sulit konsentrasi dan dalam beberapa kasus ekstrem adalah putus asa.

Cabin Fever sebenarnya dapat dihindari ataupun setidaknya dikurangi dampaknya dengan beberapa cara yaitu:

Pertama adalah membuat aktivitas rutin harian. 

Untuk mendistraksi pikiran kita dari rasa jenuh karena kurangnya aktivitas yang kita lakukan, kita dapat membuat jadwal rutin kegiatan yang kita lakukan selama di rumah saja. Semisal kita selama ramadan ini kita awali dengan sahur lalu salat subuh berjamaah, setelahnya kita lakukan olahraga ringan. 

Setiap 15 menit sekali perlu juga kita jadwalkan untuk berdiri serta bergerak di sekeliling rumah untuk tetap membuat tubuh kita fit. Di sore hari kita juga bisa menjadwalkan aktivitas hobi kita seperti berolahraga, membaca buku, bercocok tanam semisal dengan berhidroponik, dan lain sebagainya. 

Di malam hari kita fokuskan untuk beribadah semisal salat tarawih bersama anggota keluarga, tadarus Alquran ataupun melakukan kajian keagamaan melalui diskusi ataupun menonton ceramah melalui Youtube atau media daring lainnya.  

Aktivitas rutin harian tersebut dapat kita modifikasi dan ubah sesuai dengan selera kita. Semisal kita ubah seminggu sekali. 

Penting untuk disiplin dalam melakukan aktivitas harian tersebut karena sekali saja kita bermalas-malasan sangat mungkin aktivitas yang kita rencanakan hanya akan menjadi wacana dan kita terjebak dalam Cabin Fever dalam jangka waktu lama.

Kedua adalah jaga komunikasi kita dengan orang serumah, keluarga dan teman-teman kita. 

Penting untuk membuat kesepakatan dengan orang serumah kita selama masa di rumah saja. Karena, mereka adalah orang-orang yang bisa langsung terkena dampak dari Cabin Fever. Banyak berita yang menyiarkan bahwa selama di rumah dalam masa pandemi corona ini, kekerasan rumah tangga meningkat. 

Penyebabnya jelas selain karena semua orang di rumah tingkat stresnya semakin tinggi karena bosan dan demotivasi sehingga makin mudah tersinggung dan tersulut emosinya. 

Kesepakatan untuk melakukan calm down atau memberi jarak atau waktu khusus untuk refleksi diri serta saling pengertian antar-anggota keluarga jika terjadi konflik dan perselisihan semasa di rumah nampaknya dapat menjadi alternatif.

Selain itu juga, menjaga tali silaturahmi melalui gawai dan aplikasi seperti Facetime, Zoom, Whatsapp Video Call dan lain sebagainya dapat secara efektif mengurangi rasa penasaran untuk bersosialisasi dan kerinduan dengan orang-orang yang kita kasihi selama pandemi ini melanda.

Ketiga dan terakhir adalah ekspresikan diri kita. Jika kita suka bebersih rumah mungkin aktivitas seperti mengatur perabotan, menyapu dan mengepel lantai dapat menjadi semacam stress release bagi kita. 

Bagi Anda yang menyukai berkebun di rumah bisa mulai kembali menata dan menanam tanaman baru di kebun rumah kita ataupun bagi yang suka menulis dapat membuat karya tulisan-tulisan selama di rumah saja.

Lalu bagaimana dengan yang lebih mengekspresikan dirinya dengan kegiatan di keramaian ataupun melakukan perjalanan? Kita dapat memanfaatkan media sosial atau media daring lainnya. Semisal yang suka berpuisi dapat membuat puisinya di blog ataupun  di media sosial seperti Instagram atau Facebook.

Untuk yang suka melakukan perjalanan ke museum dapat mengunjungi laman-laman yang menyediakan tur museum secara daring bahkan yang suka berkeliling berbagai macam destinasi liburan dapat melihat video-video di youtube tentang objek wisata yang ingin dikunjungi sambil merencanakan perjalanan ketika masa pandemi ini berakhir. 

Jika memungkinkan juga kita dapat berkeliling sekitar rumah atau kompleks kita mencari suasana baru dengan tetap menjaga kesehatan kita tentunya seperti melakukan physical distancing, sering mencuci tangan dan memakai masker.

Poin terpenting dalam mengelola kesehatan fisik dan mental kita agar terhindar dari Cabin fever sebenarnya adalah pengelolaan emosi serta distraksi pikiran kita dengan hal-hal yang positif dan produktif terutama di bulan suci ramadan ini. Selama kita dapat disiplin melakukannya serta mengelolanya insya Allah kesehatan dan ibadah kita dapat secara optimal terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun