Adamas Belva Syah Devara
Pria berusia 29 tahun ini meraih gelar sarjana dari Nanyang Technological University (NTU) lalu master dari Harvard University dan Stanford University. Ia merupakan pendiri sekaligus CEO Ruang Guru dan masuk dalam Forbes Asia 30 Under 30 untuk bidang teknologi
Milenial mana yang rasanya tidak iri melihat prestasi akademik serta juga non akademik dari Belva. Sekolah di Ivy League dengan predikat Cum Laude dan mampu mendirikan Ruang Guru yang sekarang menjadi salah satu start up dunia pendidikan terdepan di Indonesia.
Namun, sayangnya Belva harus tersandung dugaan kasus adanya conflict of interest ketika Skill Academy dibawah naungan perusahaannya ditunjuk sebagai salah satu penyedia layanan pelatihan secara daring untuk program kartu pra kerja yang diinisiasi Jokowi yang banyak menjadi perbincangan semasa PSBB untuk menkan angkan korban pandemi COVID19 sekarang.
Dari kacamata sebagai seorang Procurement Analyst dan memiliki pengalaman dalam hal lelang barang dan jasa, terlepas dari polemik kartu pra kerja sendiri, saya pribadi tidak melihat dengan jelas ada dugaan conflict of interest terjadi dalam kerjasaman platform Skill Academy ini karena:
- Program Kartu Pra Kerja sudah dimulai dilakukan inisiasi dan proses tendernya telah selesai di 2019 sebelum Belva masuk menjadi Staf Khusus Presiden. Lalu ketika masuk menjadi Staf Khusus Presiden, Presiden Jokowi sendiri yang dengan khusus merestui seluruh staf khusus Presiden untuk tetap menjabat di perusahaan mereka terdahulu ataupun tetap mengelola bisnis mereka meski sewaktu-waktu harus siap untuk dimintai pendapat oleh Presiden.
- Proses pengadaan program pelatihan dari Kartu Pra Kerja pun agak berbeda dengan proses tender biasanya karena dalam proses pengadaan yang dilakukan pemerintah adalah mengumpulkan dan mengkurasi semua platform yang dapat menyediakan pelatihan sebagai bagian fasilitas kartu pra kerja sehingga selain Skill Academy-nya Ruang Guru terdapat Tokopedia, Maubelajarapa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijarmahir, dan Sisnaker bahkan di masa mendatang diproyeksikan akan bertambah jika platform sejenis lolos persyaratan dan proses kurasi.
- Proses pemilihan platform belajar itupun adalah menjadi pilihan dari para peserta kartu pra kerja antuan Kartu Pra Kerja yang konsepnya mirip dengan Kartu Jakarta Pintar atau Kartu Indonesia Pintar. Artinya, pemilik kartu tersebut diperbolehkan memanfaatkan bantuan yang diberikan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, selama masih memenuhi syarat termasuk memilih di antara 8 platform dengan materi yang disediakan. Jadi banyak atau tidaknya penggunaan Skill Academy pun bergantung dengan preferensi pengguna Kartu Pra Kerja.
- Pernyataan Belva yang siap untuk mundur jika benar ditemukan pelanggaran sesuai aturan perundang-undangan ataupun conflict of interest. Saya pikir respon cepat Belva dengan menyatakan siap mundur dari jabatan Staf Khusus ini membuktikan bahwa dia gentleman dan mau bertanggungjawab jika ada kesalahan yang telah dia lakukan. Karakter seperti ini adalah karakter seorang yang dibutuhkan oleh seorang Staf Khusus Presiden. Selain dari itu juga Belva secara sukarela menyumbangkan seluruh gaji Staf Khusus Presidennya untuk diberikan kepada start up yang sedang membutuhkan dana dengan metode seleksi internal oleh Belva.
- Track record Belva yang bersih dan berintegritas patut menjadi pertimbangan lainnya untuk menilai apakah dia aji mumun atau tidak serta dengan serta merta masuk dalam lingkaran conflict of interest.
Benar meskipun dengan penjelasan diatas, tidak ada jaminan seratus persen bahwa Belva tidak terkait conflict of interest dalam hal ini. Namun, setidaknya fakta-fakta tersebut menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat untuk menilai secara jernih kasus Skill Academy yang mencatut nama Belva.
Yang harus dilakukan Belva saat ini adalah dengan segera membersihkan nama pribadinya dengan menyajikan data terkait kepada masyarakat sembari juga fokus untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai Staf Khusus Presiden.
Dari uraian tentang staf khusus Presiden diatas, penting bagi seorang Staf Khusus Milenial Presiden yang kita tahu memiliki segudang prestasi dan bakti untuk Indonesia agar lebih berhati-hati dalam bertindak, karena semua tindakan mereka akan menjadi sorotan bagi masyarakat dan dapat berdampak buruk bagi Presiden dan jajarannya.
Lebih jauh lagi, mereka harus memiliki integritas dan loyalitas terhadap Presiden. Tidak boleh aji mumpung apalagi oportunis memanfaatkan jabatannya sebagai staf khusus untuk meraup pundi-pundi uang demi kepentingan pribadinya. Jangan menjadi contoh yang buruk bagi kalangan muda Indonesia. Mereka harus menjadi teladan bagi anak muda Indonesia dan terus berkarya untuk kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H