Hak dan kebebasan berkorelasi erat dengan sistem demokratis. Sistem demokrasi yang menjungjung tinggi suara personal atau individu, menandai pemberian kesetaraan dalam tataran tertentu bagi setiap individu. Satu orang satu suara adalah bukti bahwa sistem demokrasi erat kaitannya dengan kebebasan, hak dan kesetaraan manusia. Dalam sistem pemerintahan demokratis kebebasan bersuara, berserikat dan berpatisispasi dalam politik praktis dilindungi oleh hukum dan dijamin. Apabila kebebasan sudah tidak ada, matilah demokrasi. Sebagaimana pidato Presiden Franklin Delano Roosevelt pada 6 Januari 1941 di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika, ada empat kebebasan yakni, kebebasan mengutarakan pendapat (Freedom of Expression), kebebasan menganut kepercayaan (Freedom of Religion), kebebasan dari ketakutan (Freedom from Fear) dan kebebasan dari kemiskinan (Freedom from Want).
Jelaslah sudah bahwa demokrasi erat kaitannya dengan ide-ide liberalisme. Karena ada pula sebutan demokrasi liberal, yakni rezim politik yang didalamnya komitmen 'liberal' untuk membatasi kekuasaan pemerintah berapadu dengan "demokrasi" untuk mengatur masyarakat. Juga sebagaimana kata Francis Fukuyama, "Demokrasi liberal barat telah mengukuhkan diri sebagai bentuk final pemerintahan manusia". Demokrasi memiliki relevansi dengan ide-ide liberalisme walaupun bukan suatu kemutlakan, karena ada ide-ide lain yang mewarnai demokrasi seperti sosialisme. Namun pada intinya demokrasi dan liberalisme dalam tataran tertentu memiliki kesatupaduan nilai dan orientasi tentang masyarakat dan pemerintahan.
Referensi:
Heywood, Andrew. 2016. Ideologi Politik: Sebuah Pengantar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Levitsky, Steven dan Daniel Ziblatt. 2020. Bagaiman Demokrasi Mati. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H