John Wesley dan saudaranya Charles Wesley adalah pendiri Gerakan Methodis. Gerakan Methodis berasal dari gerakan kebangkitan dalam Anglikanisme yang berakar di Gereja Inggris pada abad ke-18. Gerakan ini menyebar keseluruh Kekaisaran Inggris, Amerika Serikat dan sekitarnya.
John Wesley lahir di Epworth, Lincolnshire, Inggris pada tanggal 28 Juni 1703. Ia adalah anak ke lima belas dari sembilan belas bersaudara. Ayahnya bernama Samuel Wesley merupakan seorang rektor Anglikan di Epworth, Lincolnshire, dan ibunya bernama Susanna Annesley Wesley merupakan anak seorang pendeta.
Suatu peristiwa terjadi ketika John Wesley berusia lima tahun, pastoran Epworth terbakar pada malam hari tanggal 9 Februari 1709. Dalam peristiwa ini John Wesley selamat, ia muncul di jendela lantai atas dan diselamatkan tepat sebelum atapnya runtuh.
Setelah peristiwa itu ibu John Wesley Susanna percaya Tuhan telah menyelamatkan anaknya dari kobaran api karena satu tujuan. Susanna yakin suatu saat anaknya akan melakukan pekerjaan penting.
Tahun 1714 John Wesley menempuh Pendidikan di Charter House School. Tahun 1720 ia melanjutkan pendidikannya di Christ Church, Oxford, saat itu usianya tujuh belas tahun dan lulus pada tahun 1724.
Pada tahun 1725 John Wesley diangkat menjadi diaken Gereja Inggris oleh uskup Oxford. Pada tanggal 17 Maret 1726 John Wesley terpilih sebagai Fellow Lincoln College. Kemudian pada tanggal 17 September 1728 John Wesley ditahbiskan sebagai pendeta setelah ia membantu ayahnya di Epworth dan Wroot.
Di bulan Oktober tahun 1729 John Wesley dipanggil kembali ke Oxford. Ia bergabung dengan saudaranya Charles Wesley dalam sebuah kelompok studi. Kelompok ini disebut “Holy Club” bertujuan untuk berkumpul, berdoa dan mempelajari Alkitab secara terorganisasi dan metodis. “Holy Club” disebut “Methodis”.
John menjadi pemimpin dalam kelompok ini. Kelompok ini dikenal karena sering melakukan layanan komuni dan berpuasa dua hari dalam seminggu. Tahun 1730 kelompok ini melakukan pekerjaan amal, mengunjungi para tahanan di Oxford, membantu membayar hutang para narapidana. Kelompok Methodis ini juga membantu orang-orang miskin, memberikan mereka makanan, pakaian, obat-obatan.
Tanggal 14 Oktober tahun 1735, John Wesley bersama saudaranya Charles Wesley pergi ke Georgia. Tujuan mereka adalah untuk menyebarkan Injil kepada para penduduk asli Amerika. John Wesley mengalami kegagalan dalam pelayanannya di Savannah, Koloni Georgia.
Di bulan Desember tahun 1737 John Wesley meninggalkan Savannah dan kembali ke Inggris. Ia tiba di Inggris bulan Februari 1738 dan bergabung dengan kelompok religius yang dipimpin kalangan Kristen Moravia.
Pada tanggal 24 Mei 1738, John Wesley menghadiri pertemuan di Aldersgate Street, London. Pertemuan ini Sebagian besar terdiri dari kalangan Moravia dibawah naungan Gereja Inggris.
Dalam pertemuan ini John Wesley mendengarkan pembacaan kata pengantar Martin Luther untuk Surat Paulus kepada Jemaat di Roma. John Wesley menjadi percaya keselamatan telah diberikan melalui Kristus dengan karya penebusan melalui iman bukan hanya melalui perbuatan baik. Ini adalah pengalaman pertobatan John Wesley yang sangat mempengaruhi kehidupannya, merevolusi karakter dan pelayanannya.
Sejak itu John Wesley memandang misinya dalam hidup adalah memberitakan Injil tentang keselamatan melalui iman. Ini dilakukannya ketika ia mendapatkan kesempatan untuk berkhotbah. Doktrin lain yang dikhotbahkan John Wesley adalah tentang rahmat atau kasih karunia Allah.
Daniel L. Burnett menulis: "Signifikansi Pengalaman Aldersgate Wesley bersifat monumental, merupakan titik penting dalam hidupnya dan gerakan Methodis. Tanpa itu nama Wesley dan Methodisme mungkin tidak lebih dari sekadar catatan-catatan kaki yang tidak jelas dalam halaman-halaman sejarah gereja." Ia mengatakan peristiwa tersebut "Konversi Injili" Wesley. Peristiwa tersebut diperingati dalam gereja-gereja Methodis sebagai Hari Aldersgate.
Pada Tahun 1739, John Wesley mendirikan perkumpulan Methodis. Ia memulai kariernya sebagai pendeta keliling setelah ia melihat George Whitefield berkhotbah kepada banyak orang di Bristol. Jhon Wesley berkhotbah di pasar-pasar kota, di tanah lapang desa, di dekat tambang dan pabrik tempat kaum pekerja datang untuk mendengarkan.
John Wesley bepergian dan berkhotbah secara terus-menerus di daerah segitiga London-Bristol-Newcastle. Ia juga melakukan perjalanan ke Wales, Irlandia, dan Skotlandia. John Wesley dan kaum Methodis mengalami banyak pertentangan dan penganiayaan.
Mereka dicela sebagai para penyebar doktrin-doktrin aneh, penghasut kekacauan agama, sebagai orang-orang fanatik buta yang menyesatkan banyak orang, mengklaim anugerah-anugerah ajaib. John Wesley yakin tugasnya diberikan oleh Allah yaitu mewujudkan kebangunan rohani dalam gerejanya dan tidak ada rintangan dan penganiayaan yang dapat menang atas otoritas Allah dalam tugasnya.
Selama lima puluh tiga tahun sebagai seorang pengkhotbah keliling, diperkirakan John Wesley berpergian sejauh 225.000 mil atau lebih dari 4.000 mil setiap tahun. Ia bepergian dengan cara menunggang kuda dan berjalan kaki.
Pada tanggal 21 April 1777 kapel pangkalan kaum Methodis di City Road Chapel London mulai dibangun, rumah John Wesley tepat disebelahnya. John Wesley mengarahkan pekerjaan gerakan Methodist dari tempat ini termasuk masalah sosial seperti reformasi penjara, pendidikan, dan perawatan bagi kaum miskin.
John Wesley merupakan salah seorang penulis. Doktrin-doktrin yang ditekankan John Wesley dalam berbagai tulisan dan khotbahnya yaitu rahmat yang mendahului, keselamatan personal yang dialami saat ini melalui iman, kesaksian Roh, dan pengudusan.
Kasih karunia atau rahmat yang mendahului merupakan dasar teologis dari keyakinan John Wesley bahwa semua orang dapat diselamatkan melalui iman kepada Kristus. Ia memahami ortodoksi Kristen menegaskan bahwa keselamatan hanya dimungkinkan melalui kasih karunia Allah yang tanpa batas.
John Wesley mengekspresikan pemahamannya akan hubungan umat manusia dengan Allah sebagai ketergantungan sepenuhnya pada kasih karunia Allah. Allah senantiasa berupaya untuk memungkinkan semua orang agar dapat sampai kepada iman dengan memberdayakan manusia supaya memiliki kebebasan aktual dalam menanggapi Allah melalui pengalaman pribadi.
Kesaksian Roh menurut John Wesley adalah : "suatu impresi batin pada jiwa orang-orang yang percaya, yang di dalamnya Roh Allah memberi kesaksian secara langsung kepada roh mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah." Ia melandaskan doktrin ini pada bagian Alkitab (Roma 8:15-16) dan berkaitan erat dengan keyakinan John Wesley yaitu keselamatan sifatnya pribadi.
Dalam pandangan John Wesley seseorang pada akhirnya perlu mempercayai kabar baik untuk dirinya sendiri , hubungan seseorang dengan Allah tidak dapat dibangun oleh orang lain.
John Wesley mengartikan pengudusan sebagai "depositum agung yang telah Allah percayakan kepada orang-orang yang disebut kaum 'Methodis'." Dalam pengajarannya John Wesley mengatakan pengudusan dapat diperoleh setelah pembenaran oleh iman, dialami di antara pembenaran dan kematian badani.
Pembenaran maupun kepastian yang dimiliki merupakan awal dari proses pengudusan sampai akhir hayat, yang dapat menjadikan seorang Kristen sempurna dalam kasih. Arti kasih tersebut adalah motivasi seorang percaya didorong oleh keinginan mendalam untuk menyenangkan Allah, bukan berpusat pada diri sendiri.
Sempurna dalam kasih juga berarti bahwa seorang Kristen dapat hidup dengan salah satu pedoman utama memperhatikan orang-orang lain dan kesejahteraan mereka. John Wesley mendasarkan hal ini pada perintah Kristus yang kedua yaitu “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Semasa hidupnya John Wesley menulis, mengedit ataupun meringkas sekitar 400 publikasi. Selain mengenai teologi, ia juga menulis tentang musik, pernikahan, pengobatan, abolisionisme dan politik. John Wesley adalah seorang pemikir logis dan mengekspresikan diri secara jelas, ringkas dan tegas dalam tulisannya.
Khotbah-khotbah tertulis John Wesley bercirikan kesederhanaan dan kesungguhan batin, bersifat doktrinal tetapi tidak dogmatis. Ia adalah pengkhotbah yang fasih, tangguh dan efektif. Ia biasanya berkhotbah secara spontan dan singkat, sesekali panjang lebar.
Pada usia 48 tahun John Wesley menikahi seorang janda bernama Mary Vazeille. Dalam pernikahan ini mereka tidak dikaruniai anak. John Wesley mengatakan bahwa istrinya membentuk kepribadiannya jauh melebihi dari pembentukan lewat jam doanya. Hal ini dikatakannya berdasarkan pengalaman hidup yang dijalani bersama istrinya.
Kesehatan John Wesley menurun drastis menjelang akhir hayatnya. Pada tanggal 2 Maret 1791 John Wesley wafat di usia 87 tahun. Ia dimakamkan di halaman kapelnya yang terletak di City Road, London.
Pengaruh teologis John Wesley sampai saat ini sangat besar terutama dalam kelompok-kelompok Methodis. Ajaran-ajarannya juga berfungsi sebagai dasar bagi apa yang disebut gerakan kesucian atau kekudusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H