Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Suasana Mendebarkan di "Jurassic Park" Indonesia

10 Maret 2017   09:58 Diperbarui: 11 Maret 2017   12:00 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi. Se-ekor Ora mengendus perlahan

koleksi pribadi. Si Ora tadi makin mendekat
koleksi pribadi. Si Ora tadi makin mendekat

Saat tidak berdaya justru saat bagi Ora berpesta. Tubuh korban di cabik-cabik dengan gigi tajamnya. Memang sudah di “disain” deretan gigi untuk mencabik mangsanya. Biasanya tidak sendiri. Menyadari ada yang pesta, “teman-teman” si ora biasanya datang dan ikut berpesta. Ya alam sudah menciptakan begini untuknya.

Tapi apa iya manusia lantas layak menjadi santapannya? Batin ku protes. Ya siapa tahu. Jangan lupa Ora hewan liar bukan peliharaan seperti doggy atau kucing. Ia tidak memiliki hati nurani jika sudah lapar. Jangan berharap belas kasihan darinya jika sudah menjadi santapannya. Bahkan anaknya sendiri ia santap. Wooouwww……tega bangetya. Bukannya tega sich, Sang Pencipta sudah menciptakan demikian untuknya.

Lanjut dengan ketegangan tadi. Masih menjadi pertanyaan jika ada ancang-ancang mencar, harus lari kemana?ke kiri atau kanan? Di jamin ngga nich bakalan selamat? Atau jangan-jangan ketemu ora lain yang juga siap menyerang. Dalam ketegangan tadiku pegang selangkangan. Ooo tidak basah. Biasanya kalau sudah tegang beginibukan mustahil ya pipis di celana tanpa sadar sebelunya. Dalam hati aku berdoa dan memohon kepadaNYA agar di lindungi dan jangan sampai jiwa meninggalkan raga dengan cara mengerikan tadi.

Semakin melangkah dekat kearah kami, tiba-tiba ada pergerakan Ora ke arah kanan. Berarti ke kiri dariarah kami bediri. Jono memastikan si ora memang benar sedang melangkah kekanan. Bukan manuver atau strategi pengelabuannya agar calon mangsa terkecoh.Akhirnya….lega…. si ora tadi benar-benar tidak keliru melangkah. Segera aku pencet lagi tombol shutter. Setelah itu benar-benar lega. Luput sudah dari kemungkinan calon mangsanya.

Ini bukan skenario agar petualangan kecil semakin seru. Kondisinya memang demikian. Berada di PulauRinca yang luasnya 19 ribu hektar, memang berpeluang bertemu komodo. Jumlahnya sekitar 2.300 ekor. Lebih banyak di banding tetangganya Pulau Komodo yang jumlahnya sekitar 2.100 ekor.

Ada juga traveler yangmenjuluki The Jurasic Park of Indonesia. Suasananya mirip hutan yang ada di film terkenal itu. Setiap saat berpeluang bertemu Ora yang dibiarkan hidup liar dan bebas. Jika datang Juli-Agustus perilaku Ora lebihagresif karena sudah masuk musim kawin. Harus lebih waspada karena tidak jarang terjadi perkelahian terutama di antara Ora jantan dalam rangka perebutkan ora Betina. Wah kalau aja manusia, si cewek ge-er banget ya di rebutin banyakcowok…hahaha….

Perilaku yang unik sepertiini yang bikin penasaran datang melihat langsung. Gaung sebagai hewan purba kalayang masih bertahan sampai sekarang, telah memikat traveler dari belahan benua seberang. Tidak sedikit bule-bule dari Eropa, Amerika, rela menghabiskan biaya besar,menyebrang benua, datang ke sini demi megobati penasarannya.

koleksi pribadi. latarbelakang beberapa Ora (komodo variensis) di Pulau Rinca. Akhirnya 2 kali aku kesini
koleksi pribadi. latarbelakang beberapa Ora (komodo variensis) di Pulau Rinca. Akhirnya 2 kali aku kesini

Mendebarkan bagian kedua

“unik-nya” justru traveler lokal dari negeri ini termasuk yang tidak seagresif minatnya ke sini. Sudah ngga heran lebih banyak bule ketimbang orang sini yang kesini, kata Jono yang sudah 5 tahun lebih menjadi ranger. Barulah beberapa tahun belakangan mulai tampak wajah-wajah familiar yang bercakap-cakap menggunakan bahasa Indonesia. Rupanya traveler Indonesia ketularan penasaran melalui cerita seru dari yang pernahkesini. Bisa juga dari promosi di medsos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun