Ada kecenderungan harga gawai kian tahun kian naik. Bahkan bisa seharga motor baru di kisaran dua puluhan juta. Wow.Â
Pasar ini pula yang dilirik oleh Perusahaan Pembiayaan (PP) lewat kerja sama dengan toko Handphone tuk penawaran kredit smartphone.Â
Makin tinggi minat pembeli, makin tinggi harga smarphone, makin tinggi margin bunga yang didapatkan dari satu produk yang dikredit.Â
Merchant juga terbantu gawai yang dijual bisa laku karena sudah dibayar langsung oleh PP.Â
Model kerja sama hampir sama dengan showroom motor atau mobil yang setelah proses kredit selesai dan PP melunasi, urusan selanjutnya antara nasabah dengan PP terkait kewajiban angsuran.Â
Berkaca dari kisah nyata tiga debitur di atas, berikut adalah beberapa saran dan pertimbangan sebelum atau setelah kredit smartphone agar hidup tidak tambah tertekan.Â
1. Kreditlah Smartphone Sesuai "Kapasitas"
Kapasitas diri bekerja sebagai apa akan menentukan seberapa bergunanya smartphone mendukung aktivitas pekerjaan. Semakin tinggi kemanfaatannya, semakin bertanggung jawab si nasabah terhadap cicilan.
Kapasitas lain yang dimaksud adalah kapasitas penghasilan. Jangan kredit smartphone dengan cicilan 2,2 juta bila gaji perbulan cuma 3,2 juta. Itu namanya mencobai diri sendiri.Â
2. Jangan Kredit Smarphone untuk Orang Lain yang Pola Pikirnya Tak Sama dengan Anda Terhadap Kewajiban CicilanÂ
Seperti yang terjadi pada Ibu Lanny pada kisah di atas. Dan herannya, di Indonesia banyak sekali warga kita yang berbaik hati kredit buat orang lain lalu dia yang stres ketika kontraknya menunggak.Â