Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mudik Lebaran dengan Barang yang Dikredit, Haruskah Cerita ke Keluarga?

11 April 2024   10:23 Diperbarui: 11 April 2024   12:45 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengendara sepeda motor memadati jalur mudi di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta pada Jamis (27/4/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Angka penjualan kendaraan roda dua atau roda empat, terkhusus yang dibeli secara kredit, cenderung naik di momen puasa. 

Mudik dengan kendaraan yang dikemudikan sendiri, tak hanya soal kenyamanan dan kebebasan, tapi juga gengsi dan status sosial. 

Selain kendaraan, di era kini punya smartphone baru dengan harga fantastis juga lambang sosial seseorang manakala mudik. 

Itu belum lagi keinginan untuk membahagiakan keluarga dan sanak saudara lewat beraneka oleh-oleh untuk diberikan, yang bagi sebagian orang harus menguras kartu kredit atau terpaksa jaminkan BPKB. 

Tak sedikit pula orang yang berniat memiliki hunian sebelum lebaran dengan harapan bisa mengajak orangtua dan saudaranya berlebaran di rumah yang baru, meski rumah tersebut diperoleh dengan kredit KPR atau kredit non KPR. 

Realitanya memang masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari memiliki secara kredit. Meski demikian, ada sebagian nasabah tak ingin mengaku soal barang yang dikredit pada keluarga, kerabat dan sanak saudara. 

Beberapa pertimbangan di bawah ini bisa jadi penyebabnya: 

1. Pembuktian diri untuk menunjukkan kemampuan finansial. 

Tak sedikit orang ingin menunjukkan bahwa dia bisa punya sesuatu (barang) dengan usaha dan kapasitasnya. Untuk itu bisa saja saat mudik, mengaku didapatkan dengan cara dibeli tunai, bukan kredit. 

Pembuktian diri dirasa penting untuk menunjukkan pada keluarga besar bahwa dia mampu secara finansial ketika merantau. 

2. Tak ingin menyusahkan keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun