Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Nasib Kelas Menengah, Mengapa dari Awal Kerja hingga Jelang Pensiun Kredit Terus?

9 Maret 2024   21:10 Diperbarui: 10 Maret 2024   01:39 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya lihat besaran UMP tahun 2024 seluruh provinsi di Indonesia dan membandingkan dengan UMP tahun lalu 2023 rata-rata naiknya kurang dari sepuluh persen. 

Ada yang naik cuma 200 ribu hingga 300 ribu. Tapi bukan main terkejutnya ketika lihat kenaikkan harga kendaraan dan harga rumah KPR dari tahun 2023 ke tahun 2024. 

Untuk apa UMK naik 200 ribu, kalo mau kredit rumah syarat uang muka DP sudah bertambah 5 juta hingga 10 juta. Mau kredit motor atau mobil harganya sudah tambah naik 5 juta hingga 15 juta. 

Jangankan kredit rumah, kebanyakkan kaum pekerja kantoran status perantau di kota-kota besar yang ngekos atau ngontrak harga sewa per bulan atau per tahun juga sudah naik dibanding tahun lalu. 

Seorang debitur dana tunai di kantor yang berprofesi karyawan di sebuah mal besar, ikutan mengeluh. 

"Apalah artinya gaji naik 200 ribu tapi biaya kos juga naik 200 ribu. Sama-sama zonk," demikian katanya. 

Ini adalah salah satu alasan mengapa nasib kaum menengah senantiasa berada di level stagnan. Mau naik yang lain juga ikutan naik. 

Ekonominya akan berada di situ situ dari tahun ke tahun. Jadi bukan salah bunda mengandung, bila masyarakat bisanya cicil doang. Tidak manpu beli tunai. 

Fakta kedua, budaya anak harus bantu finansial keluarga besar. 

Seperti kisah nasabah Bu Minah di atas, label anak sulung atau anak keberapa pun, bila sudah bekerja dan punya penghasilan cenderung jadi dinas sosial dalam keluarga. 

Bantu adik biaya sekolah, bantu orangtua biaya kesehatan, hingga keponakan dan sepupu hingga kemenakan pun dia bantu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun