Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Akhir Ramadan dan Jelang Lebaran, Bagaimana Mengelola Kewajiban Cicilan?

16 April 2023   11:24 Diperbarui: 16 April 2023   17:01 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Arsi dan Mas Bayu, bisa jadi mewakili banyak nasabah lain di luar sana yang terpaksa absen bayar lantaran dana teralihkan keperluan hari raya. 

Mereka berdua adalah nasabah dengan katagori lancar - lancar saja yang kemudian tiba- tiba membelok ke bucket tunggakkan karena desakan hari raya.  

Lantas bagaimana dengan tak sedikit nasabah yang sudah batuk batuk cicilannya dari sebelum Ramadan, kemudian ditambah jelang Idul Fitri, cenderung akan berada pada fase yang diibaratkan "babak belur dihajar hari raya".

Seperti yang dialami Ibu Tisna (nama samaran) seorang pegawai ASN yang bekerja di sebuah kantor kedinasan. Status bekerja di institusi pemerintah kadang tidak menjamin bahwa riwayat cicilan akan berada pada SLIK nol. 

Meski mendapat gaji rutin ditambah THR pada bulan ini, Ibu Tisna sudah menyampaikan pada pegawai penagihan yang berkunjung bahwa akan dibayar bulan depan karena dia dan keluarga ingin mudik. 

Pola 21 alias dua bulan telat dibayar satu bulan sudah dilakoni nasabah ini selama hampir satu tahun dari tenor 2 tahun kredit. 

Biasanya nasabah yang punya habit bayar seperti ini cenderung agak susah diubah. Bisa jadi punya kewajiban cicilan di tempat lain sehingga gaji sudah terbagi atau sudah terpotong otomatis secara sistem. 

Apalagi adanya lonjakkan kebutuhan jelang hari raya, nasabah cenderung akan pilah-pilih mau dikemanakan uangnya. Yang perlu diantisipasi adalah debitur-debitur kartu kredit atau pay later dimana dorongan untuk membelanjakan uang cenderung bertambah karena kepraktisan dan stok dana yang memang sudah terdepositkan ke mereka. 

Beraneka promo di berbagai merchant yang bekerja sama dengan perusahaan pendanaan yang menerbitkan, kadang malah bisa debitur bikin lupa diri. 

Padahal menangani para debitur  yang menunggak kartu kredit atau pay later, itu tidak bisa " sekeras" dalam tanda petik dengan nasabah kredit modal kerja, kredit kendaraan atau kredit barang. 

Struktur kredit, riwayat pembayaran dan periode penagihannya pun berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun