Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Membedah Motivasi Nasabah yang Rela Umur Habis di Jalanan, Demi Cicilan Rumah dan Kendaraan

18 Maret 2023   12:59 Diperbarui: 19 Maret 2023   17:36 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Punya hunian sendiri dan punya kendaraan, memudahkan aspek lain yang penting. 

Pak Kevin berkisah betapa susahnya bisa kredit kendaraan atau urusan perbankan lain ketika status hunian masih rumah kos atau kamar kontrakkan. 

Meski punya pekerjaan tetap, jarang perusahaan pembiayaan mau menyetujui calon nasabah yang tak punya hunian tetap lantaran resiko nasabah menghilang atau pindah sangatlah besar. 

Belum lagi urusan kependudukkan, layanan kesehatan yang menyesuaikan harus miliki E KTP lokal, hingga urusan lain termasuk kerja sama bisnis sebagai supplier atau stockies, yang syaratnya harus punya hunian tetap.

Saya menyeruput kopi hitam di depan saya sembari mendengar cerita Pak Kevin dan Pak Agus. 

"Maaf Bapak- Bapak, tapi bukankah bunga kredit yang dibayarkan juga besar dibanding menabung dulu lalu kemudian beli tunai?" tanya saya

"Setiap pilihan ada konsekuensinya. Kami sadar sulit sekali disiplin buat menabung karena selalu saja ada kebutuhan ini dan itu," kata Pak Agus. 

Uang yang uda ditabung akhirnya dikit - dikit bocor. Niat punya rumah cuma mimpi karena harga tanah naik terus tapi tiap bulan harus bayar sewa kontrakkan. Di satu sisi, anak - anak makin besar, mereka butuh lingkungan sosoal yang mendukung. 

"Kalau tidak dari dulu, kapan lagi bisa seperti sekarang. Selagi masih sehat dan bisa cari uang, tidak masalah kan," tambah Pak Kevin. 

Hmm...saya menyesap lagi kopi hitam yang masih tersisa seperempat gelas. Dalam hati berusaha untuk memahami alur pemikuran mereka. 

Sore itu saya pulang dengan wawasan yang diperbaharui untuk melihat sisi lain yang belum terpikirkan,  dari para nasabah -nasabah yang rela tua di jalan dari usia muda, demi saat pensiun nanti mereka sudah tak lagi pusing bayar cicilan rumah dan kendaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun