Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Lima Strategi agar Cicilan Kredit "Happy Ending"

23 November 2022   16:28 Diperbarui: 23 November 2022   18:27 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi utang.| Freepik/skata via Kompas.com

Just Sharing....

Pengalaman berinteraksi dengan para nasabah yang menunggak, membuka wawasan baru. 

Di luar dari penyebab karena nasabah meninggal dunia atau faktor fraud yang persentasenya tak banyak, alasan tidak bayar karena dana terpakai kebutuhan lain selalu jadi pareto bila dibedah. 

Umumnya piramida database nasabah terbagi atas nasabah lancar tepat waktu, nasabah menunggak di bawah 30 hari dan nasabah yang telat di atas 30 hari.Dua yang disebut terakhir jadi porsi terbesar pembentuk piramida. 

Ini sebuah keharusan mengapa selalu ada divisi atau departemen yang menangani penagihan. Analogikan seseorang meminjam uang pada orang lain. Risiko sulit balik sama besarnya dengan mudah kembali. Probabilitas fifty-fifty. 

Mungkin demikian realitanya sehingga ada ungkapan di media sosial ketika meminjam seseorang seolah mengemis. Namun saat menagih yang memberi pinjaman yang seolah-olah mengemis. Maksudnya butuh efforf dan strategi tertentu. 

Kontrak menunggak yang tak ditangani akan mengalir dan berujung pada kendaraan ditarik, rumah disita, cicilan membengkak saking tak dibayar dan agunan nasabah jadi barang museum di brangkas penyimpanan. Pihak pembiayaan berpotensi merugi.

Apakah para debitur mengerti terkait itu? Belum tentu. Karena hari ini saya tak sengaja menonton sebuah tayangan di YouTube yang mengajarkan para nasabah yang menunggak supaya menghilangkan jejak keberadaan dirinya. 

Mulai dari membuang nomor handphone, pindah kontrakkan, pindah kota hingga menonaktifkan akun aplikasi. Tujuannya agar tak didatangi pegawai penagihan atau ditelepon dari kantor pusat. Sejumlah cara dan tips dibeberkan. 

Saya cukup terkejut juga. 

Ternyata dalam upaya negara berjuang agar pengemplang uang negara yang bersembunyi di luar negeri agar bisa sadar akan utang mereka, di masyarakat pun ada juga nasabah yang berupaya lari dari tanggung jawab dengan menghilangkan jejak. 

Padahal di era digital online dan terhubung seperti sekarang ini, bila masih di dalam negeri sulit rasanya menghindar. 

Karena e-KTP sebagai data mandatory dan nomor handphone nasabah disyaratkan dalam transaksi digital juga manual. Cepat atau lambat akan terdeteksi.

Sebenarnya bila belum mampu membayar dan ditelepon atau didatangi, cukup katakan saja alasannya. Toh pegawai hanya menjalankan tugas untuk mengingatkan kewajiban. 

Tak perlu khawatir dan takut. Dengan kebijakan OJK yang mengeluarkan regulasi terkait proses penagihan ke nasabah, sudah ada persyaratan dan arahan terkait tagih menagih.

Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh sudah jelas. Belum lagi adanya persyaratan sertifikasi penagihan yang wajib dimiliki. Dengan demikian pegawai yang mendatangi sudah terseleksi dahulu. 

sumber : infopena.com
sumber : infopena.com

Bagaimana agar tak menunggak dan kontrak kredit bisa selesai pada waktunya? 

Sebuah kontrak kredit ibarat tanda ikat janji antara debitur dengan pihak pembiayaan. Ketika banyak pengajuan ditolak dan pengajuan seseorang disetujui, tentu debitur itu sudah jadi pemenang diantara yang lain. 

Bayangkan Anda mengajukan kredit rumah KPR lalu disetujui sedangkan orang lain yang ingin punya rumah juga dan mengajukan namun ditolak. 

Anda beruntung dibanding mereka. Anda dipercayai. Ikat janji antara Anda dengan pihak pembiayaan akan lahir yang namanya kontrak kredit. 

Hal yang sama bila kredit kendaraan, apartemen, gawai, hingga pinjaman dana segar berupa modal kerja atau dana multiguna. Seseorang bisa merasa "lebih" dalam tanda petik kalau lulus analisa kredit. 

Menariknya sebuah kontrak kredit menggambarkan dua elemen penting, yakni batas waktu (kapan dimulai dan kapan berakhir) dan batas uang (nominal cicilan termasuk bila ada denda atau biaya admin). 

Agar dapat menjalani proses pembayaran hingga lunas, nasabah mesti lebih banyak fokus pada dua elemen dalam kontrak kredit ini dengan lima strategi di bawah ini: 

1. Prinsip lihat ke dalam sebelum lihat keluar

Saya ingat 3 tahun lalu datang ke kantor satu pasangan suami istri. Mereka butuh dana buat anak sulungnya yang akan masuk perguruan tinggi. Disodori sebuah BPKB motor tahun 2018. 

"Pak, kami mampu angsuran 300 ribu per bulan. Itu ringan. Tolong dihitung berapa kami bisa dapat pinjaman," kata istrinya.

Ini adalah nasabah dengan prinsip lihat ke dalam sebelum lihat keluar. 

Melihat dulu dari kemampuan finansialnya mampu dan ringan untuk cicilan berapa per bulan baru ambil keputusan saya bisa dapat pinjaman berapa. 

Realitanya banyak nasabah berharap bisa dapat pinjaman banyak, bisa disetujui untuk barang yang pokok utangnya besar yang otomatis cicilannya juga besar. 

Padahal kesanggupan untuk nominal cicilan segitu harus dengan beban berat bukan dirasa ringan. Akibatnya banyak yang memulai dengan baik namun ngos-ngosan dan berhenti di tengah tenor. 

Bulan pertama hingga bulan kelima lancar jaya. Bulan keenam dan seterusnya mulai melambat. Bulan kesembilan dan kesepuluh nunggak 30 hari. Bulan ke dua belas menghilang. 

Bila berniat kredit lalu datang ke showroom kendaraan, pameran properti KPR, atau ke toko iPhone, boleh lihat barangnya tapi perhatikan baik-baik dulu cicilan per bulan dan untuk berapa lama. 

Disodori tabel cicilan, lihat dulu ke dalam kapasitas keuangan. Mampu bayar berapa perbulan (setelah dikurangi sama pengeluaran yang lain). 

Analisis juga sumber-sumber rutin pemasukan sehingga membayar cicilan serasa bukan memberatkan dan dikejar-kejar tapi dinikmati karena ringan dan tak mengganggu cashflow nasabah. 

2. Buat daftar kebutuhan yang sifatnya urgent dan akan butuh banyak dana di sepanjang tenor. 

Tenor kredit ada yang kurang dari 12 bulan, ada yang sampai 4 tahun hingga 10 tahun tergantung barang atau produk jasanya.

Di dalam masa tenor itu, adakah pengeluaran yang lumayan besar yang sifatnya urgent dan memerlukan banyak dana. Saking besarnya sampai mungkin berpotensi membuat cicilan tak terbayar atau harus menunggak. 

Beberapa diantaranya adalah saat anak harus masuk sekolah, atau saat istri akan melahirkan. Kedua keperluan ini butuh banyak biaya dan sifatnya tidak bisa ditunda. 

Bila kredit sudah berjalan dan beberapa bulan ke depan akan ada pengeluaran yang menguras finansial, cek dulu stok dana darurat dan tabungan.

Aman bila ada. Namun andai sama sekali juga defisit dan zonk, cobalah membayar langsung di depan untuk beberapa bulan sehingga pada waktu di mana ada di kondisi tersebut, cicilan sudah aman.

Bila ada niat untuk mengajukan kredit baru namun akan berhadapan dengan kebutuhan besar itu beberapa bulan ke depan, cobalah menganalisis kemampuan membayar. 

Bisa pilih cicilan yang kecil dan ringan atau mungkin dipending dulu karena karema masih cukup stok dana. Itu mungkin opsi yang baik daripada babak belur di tanggal tua. 

3. Pilih opsi cicilan dan bunga yang sesuai siklus finansial Anda. 

Beragam profesi dan pekerjaan nasabah sehingga siklus dan besaran pendapatan pun berbeda. Ada cicilan dengan bunga flat ada juga pakai bunga efektif (biasanya dibilang bunga menurun). Pilihlh yang paling sesuai. 

Bila ingin cepat lunas, ambillah angsuran dengan bunga menurun. Semakin banyak membayar, semakin berkurang banyak bunganya dan semakin cepat lunas. Dengan demikian jumlah cicilan tiap bulan tidak sama namun makin mengecil. 

Bila menghendaki pengeluaran cicilan yang nominal sama setiap bulan, boleh pilih cicilan flat. Sepanjang tenor akan sama uang yang dibayar dan selesainya pada bulan terakhir. 

Sistem yang digunakan oleh mayoritas perusahaan pembiayaan saat ini adalah sistem bunga anuitas, di mana mengakomodir kedua sistem bunga ini. 

Menyerupai piramida terbalik di mana makin ke akhir tenor bunga makin kecil sedangkan pokok makin besar. Jatuhnya cicilan tiap bulan tetap sama namun

Anda beruntung bila kota Anda masih ada penawaran bunga menurun karena tak semua kota di Indonesia masih menawarkan sistem bunga ini di perusahaan pembiayaan, kecuali mungkin di koperasi. 

4. Pilih cara pembayaran sesuai tipe Anda. 

Sekarang tak hanya bunga yang bisa dipilih, tapi juga cara bayar. Boleh bayar rutin setiap bulan sebesar nominal cicilan, boleh juga bayar parsial atau deposit beberapa kali dalam satu bulan.

Sebagai contoh ada nasabah dengan cicilan 600 ribu perbulan pekerjaan pedagang harian di sebuah pasar tradisional.

Karena pemasukan jualan setiap hari, dia lebih memilih bayar tiga kali dalam sebulan. Setiap 10 hari lewat mobile banking dia setor 200 ribu. Bagi dia lebih ringan. Tentu beda dengan pekerja formal yang lebih suka bayar bulanan setelah gajian. 

Preferensi tiap nasabah memang beda. Lagi pula sekarang semua bisa lewat transaksi digital. Tak perlu harus datang ke kantor. Tak perlu buang waktu dan bensin. 

Nasabah yang atur sendiri. 

5. Hindari numpuk utang di atas utang

Tak sedikit nasabah yang sedang jalan kreditnya di satu perusahaan pembiayaan, belum selesai namun sudah ambil lagi di tempat lain.

Bisa di bank, koperasi atau di aplikasi pinjol resmi. Ketika terjadi tunggakkan dan dikunjungi, ternyata pegawai penagihan bertemu dengan para penagih lain di rumah nasabah itu.

Apa yang bisa disimpulkan? Nasabah ini melakoni ungkapan gali lubang tutup jurang sampai akhirnya tak mampu membayar semua tanggung jawab secara tepat waktu. 

Alangkah baiknya fokus pada satu atau dua kontrak kredit dulu hingga lunas, baru mengajukan lagi yang baru. Daripada menumpuk utang di atas utang malah babak belur dan pusing bagaimana cara membayar semuanya. 

Tipe nasabah semacam ini lumayan banyak. Tidak masalah bila kapasitas finansial mereka memadai dan mampu karena pengajuan kredit di mana saja memang tak bisa dibatasi. 

Namun bila pada akhirnya menyusahkan diri sendiri. lalu di mana kemudahan dan manfaat dari kredit itu. 

Semoga menjadi bijak

Salam, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun