Ketika seseorang berusaha mempengaruhi publik dalam skala luas, maka dampak yang berbalik pada dirinya pun sebanding.Â
Apakah Tante Ernie mendulang materi dan non materi dari apa yang dilabeli netizen sebagai tante pemersatu bangsa sebanding dengan konsekuensi sosialnya? Bisa jadi iya.Â
Bila hari ini Tante Ernie dipuja karena fisiknya, tak menutup kemungkinan belasan tahun lagi dihujat ketika umur tak bisa dilawan menggerus fisik.
Dan Netizen bisa jadi adalah komunitas sosial yang paling netral. Prinsip mereka  Lo bagus gue follow, Lo jelek gue skip. Apalagi dakam konteks kebebasan berekpresi dimana setiap orang bebas berkomentar di medsos. Ibu jari lebih kejam dari ibu tiri. Bahkan jejak digital pun tersimpan rapi.Â
Realitanya fenomena medsos ala-ala Tante Ernie tak mudah menghilang dari jagat internet. Patah satu tumbuh berganti. Selalu ada yang baru karena hal-hal yang berbau sensualitas adalah sisi liar manusia yang secara alamiah tumbuh.Â
Berbahagia bagi yang mampu mengontrol. Celaka bagi yang kebablasan. Inilah dunia maya, dunia sosial kita dengan segala pilihan dan godaannya.Â
Baca juga : "Rantang Susun dan Termos Air Panas di Jaman Dulu, Jejak Kenangan di Baliknya" https://www.kompasiana.com/adolfdeda/624bda2cbb44863524417d33/rantang-susun-dan-termos-air-panas-jadul-jejak-kenangan-dibaliknya?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile
Salam
Brader Yefta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H