Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rempeyek Kacang "Pencitraan" Gara-Gara Minyak Goreng Langka

9 Februari 2022   13:35 Diperbarui: 9 Februari 2022   14:43 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah entahlah. Kusobek kemasannya lalu mencomot koyakan rempeyeknya.  Nyam..nyam...nyam. 

Minyak goreng langka, pelaku usaha cemilan rumahan bisa apa?

Hukum ekonomi yang satu ini sepertinya berlaku di mana-mana. Ketika permintaan meningkat dan ketersediaan menurun, cenderung memicu kenaikan harga. Syukur-syukur masih bisa mampu membeli meski dijual mahal daripada punya uang tapi stok habis. 

Demikian juga kisruh minyak goreng yang mulai dirasakan sejak Bulan November tahun lalu. 

Rentetan nya tak hanya pada bagaimana mendapatkan, tapi seandainya mampu membeli, akan menyisahkan persoalan hitungan ekonomis. Mulai dari anggaran rumah tangga hingga biaya operasional. Semuanya terkoreksi. 

"Persoalan harga minyak goreng bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga global karena pasokan minyak nabati dunia turun, " ujar Oke Nurwan, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, seperti dilansir dari Bisnis.Com  (24/11/2021). 

Ironisnya, warga di level bawah yang notabene konsumen minyak goreng, tak tau menahu soal silang sengkarut mengapa harga minyak goreng naik dan susah dapatnya. 

Para ibu rumah tangga dan pelaku usahan kecil seperti si ibu pemilik warung dan Si Mbak Erni yang pelaku usaha rumahan supllier rempeyek itu, awam soal harga minyak sawit mentah atau  CPO, soal minyak nabati  dan kaitannya dengan pasar global yang disinyalir menjadi biang kelangkaan. 

Mereka mungkin terbatas soal pengetahuan, wawasan dan kemampuan analisa juga literasi. Yok wes taunya dagang kecil- kecilan. 

Berapa modal keluar berapa untung masuk meski nominalnya kecil. Apalagi dengan sistem konsinyasi titip jual seperti itu yang banyak dilakukan pelaku usaha rumahan. 

Konsekuensi dari mahalnya harga minyak goreng dan harus membagi antara kebutuhan rumah tangga dan keperluan usaha, maka tak dapat dipungkiri akan terjadi penurunan secara kualitas dan secara kuantitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun