Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Makna di Balik Tabel Cicilan dan Pertanyaan "Bapak Ibu Mau Cicilan yang Berapa?"

13 Januari 2022   17:22 Diperbarui: 13 Januari 2022   19:57 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh tabel cicilan tahun 2015 | gambar diambil dari artikel Kompas.Otomotif

sebab terlalu rendah merusak pasar, terlalu tinggi bisa-bisa dijauhi calon pengaju. Apalagi tersedia banyak pilihan lain. Kecuali pada daerah- daerah di mana perusahaan pembiayaan itu mendominasi atau tidak punya banyak saingan. Ini biasanya terjadi di wilayah-wilayah kabupaten kecil yang mana belum banyak perusahaan pembiayaan membuka kantor perwakilan di sana. 

Membaca benak calon nasabah ketika berhadapan dengan pertanyaan "mau cicilan berapa?" 

Pada tiga contoh di atas, hampir semua memutuskan untuk pulang dan berpikir terlebih dahulu. Kemungkinannya ada tiga: bisa enggak cukup gaji angsuran segitu, cukup penghasilan tapi mesti mengurangi pengeluaran lain, atau bisa juga pendapatan mampu cuman mesti ngomong sama pasangan dulu. 

Ketika nominal cicilan yang diinginkan sudah disampaikan ke pihak pembiayaan, biasanya sudah terbaca kurang lebih kisaran penghasilan calon pengaju berapa. Karena biasanya cicilan di bawah tiga puluh persen dari penghasilan. 

Bila mampu untuk cicilan 500 ribu perbulan, paling tidak gajinya tidak boleh 1,5 juta tapi minimal 2 juta. 

Bila kepengennya 1, 5 juta per bulan, paling tidak total penghasilan suami istri minimal 6 juta. Dengan catatan tidak ada angsuran lain yang membebani atau punya sumber pendapatan lain di luar pendapatan reguler. 

Prediksi kisaran pendapatan calon di awal sebelum survey dilakukan atau sebelum bukti penghasilan diserahkan biasanya terkait aspek kapasitas alias kemampuan membayar. 

Ini bisa dillihat dari laba (bila seorang wiraswasta) atau dari gaji (andai seorang pegawai). Bukti sesuai atau tidaknya nanti dari slip gaji, nota-nota, atau cetakan rekening tabungan nasabah. 

Kemampuan membayar terhadap cicilan segitu juga dapat ditinjau dari aspek capital, yakni apakah calon nasabah punya harta benda yang dapat menutupi bilamana penghasilan utama terdampak. Tentu harta tersebut atas nama nasabah atau pasangan dan dibuktikan dari dokumen kepemilikan. 

Karena biasanya dari cicilan yang dipilih calon pengaju, secara simulasi akan ketemu nominal pokok hutang (PH) pada struktur kredit. 

Tinggal direka-reka aja misal ambil 24 bulan, bila macet di angsuran ke-18, cukupkah bila harta tersebut melunasi semua sisanya. 

Satu lagi yang perlu dipahami bahwa cicilan pada tabel tidak sama persis dengan cicilan yang sebenarnya, karena simulasi bisa berubah menyesuaikan kondisi faktual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun