Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Kamu Merasa Sepi dan Sendiri?

17 Desember 2021   11:58 Diperbarui: 17 Desember 2021   12:36 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesendirian yang "mengasyikkan"_dokpri

Pernahkah Anda melihat seorang single parents Janda atau Duda yang kehilangan pasangan karena cerai mati atau cerai hidup dan mesti sendiri melanjutkan hidup. 

Bagaimana dengan para narapidana yang menyepi di balik penjara dan nenunggu bertaon- taon untuk keluar dari sana. 

Atau mereka yang sakit dan belum sembuh- sembuh juga sehingga menyepi dalam kamar dan menghindari interaksi sosial. 

Bagaimana juga dengan mereka yang karena alasan nafkah, harus kerja dan tugas jauh dari pasangan dan keluarga? 

Di perbatasan, di pedalaman, di negeri orang, di benua lain. Atau berbulan- bulan di laut, berminggu- minggu terbang dari satu kota ke kota lain. 

Mereka yang kuliah dan jauh dari orang tua kerap merindukan keramaian dan kebersamaan bersama keluarga ketika kesepian menghadang. 

Sebaliknya ada orang tua yang sudah renta dan makin uzur kesepian ketika anak- anak sudah menikah dan tak tinggal lagi bersama mereka. Rumah menjadi sarang kesepian. 

Menariknya tak sedikit orang juga merasa sendiri dan sepi di dalam kekayaan nya. 

Ketika sudah mencapai puncak kesuksesan dalam definisinya mereka, seperti merasa sendiri di puncak. Ibarat seorang pendaki kala mencapai puncak gunung dan berdiri sendiri di sana. 

Bukannya kekayaan dan kesuksesan mendatangkan sahabat, namun malah merasa sendiri, tertutup dan tertembok di dalam apa yang dikejar dalam hidupnya. 

Iya benar, uang dan popularitas menarik banyak orang mendekat, tapi siapa yang tau apa yang terjadi di dalam jiwa. Sangatlah berbahaya bila sudah sendiri, sepi kemudian depresi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun