Cara sederhana ya mulai dari menganalisis berapa maksimal pinjam. Saya dulu mulai dari 12 juta. Analisisnya andai terjadi sesuatu, jual dah motor karena waktu itu baru beli motor juga.Â
Kemudian setelah lunas, saya ambil lagi kisaran 20an juta. Tapi saat yang kedua itu, sudah ada dana darurat di tabungan. Terakhir lunas semua di 2016 dan ngga pernah lagi ambil KTA.Â
Jangan meminjam lebih dari kapasitas dana darurat. Nanti pusing cari tambahannya kalau kurang.Â
Maksimal berutang lewat kredit itu minimal di bawah kesanggupan melunasi berdasarkan semua sumber penghasilan dan aset yang bisa diuangkan.Â
Maksudnya adalah bila karena salah satu hal sumber penghasilan utama itu tertutupi, masih ada sumber sekunder lain yang bisa mendukung ditambah aset berupa tabungan atau harta objek yang bisa dijadikan dana darurat.Â
Edukasi finansial semacam ini penting. Bila diri sendiri sudah teredukasi dan akhirnya menerapkan, maka dengan sendirinya juga meminimalkan kesulitan keuangan di masa depan andai terjadi risiko. Syukur-syukur tak menyulitkan hidup orang lain.
Meski KTA tanpa agunan karena secara aturan memang sistemnya demikian, ada baiknya calon nasabah tetap bersiap. Setidaknya meski tak agunkan di bank tapi disimpan sendiri buat jaga-jaga.Â
Antara KTA dan dana darurat memang sama-sama enak. Pas butuh tinggal proses langsung cair. Tapi juga sama-sama berisiko. Bila KTA macet, dana darurat bisa tergerus. Namun bila lancar sampai akhir, dana darurat bisa disiapkan untuk keperluan urgen di masa depan.Â
Dan yang terpenting juga janganlah mengajukan KTA untuk dijadikan dana darurat. Lebih baik menyisihkan sendiri sekian persen dari penghasilan atau sudah memiliki aset yang bisa diuangkan dalam kondisi darurat, baru berpikir soal KTA.Â
Baca juga : "Klaim Asuransi Bencana Kendaraan Bermotor, Keuntungan Lain Nasabah Aktif"
Salam,Â
Brader Yefta.Â