Selain tiket pesawat yang dibayarkan, setiap bulan kurang lebih 600 ribu. Namun setiap tahun dinaikkan. Jumlah segitu termasuk cukup karena makan sehari di tahun segitu, cuman 10 ribu. Masih ada sisanya.Â
Di luar itu, uang SPP di bayarkan, kalo zaman sekarang namanya UKT. Uang KKN ada lagi sama biaya Tugas Akhir (TA). Untuk asrama tidak disediakan namun dikalkulasi ke uang saku bulanan.Â
Bila ada asrama daerah di kota studi, juga tidak diwajibkan harus tinggal di sana. Bebas pilih kos kosan dan mau tinggal di mana, termasuk di rumah keluarga. Asalkan ingat tujuan menimba ilmu dan harus selesai.Â
Beasiswa yang saya terima adalah beasiswa dengan tujuan bila sudah selesai, akan menjadi PNS di daerah.Â
Di awal seperti itu karena ada perjanjian yang di tanda tangan di awal sebelum berangkat. Namun menjelang tahun-tahun terakhir di bangku kuliah, ada ketidakharusan.
Pengalaman lain dari penerima beasiswa, ada juga yang tidak selesai kuliahnya. Ini bisa karena faktor dari diri sendiri atau dari luar.Â
Ada juga yang terlibat pergaulan buruk hingga berurusan dengan pihak berwajib, lalu kuliah terputus. Ada juga yang enggak bisa menyelesaikan lalu ditinggal.Â
Kebetulan dulu saya ditunjuk sebagai koordinator jadi ada warni-warni tersendiri menangani adik-adik sesama penerima beasiswa.Â
Bagi saya nenjadi penerima beasiswa adalah amanah yang harus dijaga karena banyak yang terpanggil tapi sedikit yang terpilih.Â
Paling utama harus mempertahankan nilai setiap semester dan yang lebih utama adalah menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Karena ada ungkapan, "bukan bagaimana memulai tapi bagaimana menyelesaikan."Â
Tak kalah penting adalah menjaga diri, menjaga nama baik daerah bila kuliah di dalam negeri atau menjaga nama baik negara bila kuliah di luar negeri.Â