Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengapa Ada Darah di Kaos Kaki Papa

5 November 2021   10:42 Diperbarui: 6 November 2021   14:05 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto screenshot dari artikel LINE Today_instastory instagram_The Sun

Paru - paru yang makin rusak menyebabkan sakit Papa semakin berat. Beliau akhirnya berpulang dalam usia 39 tahun. Masih relatif muda. 

Setelah prosesi penguburan yang dihadiri kolega dan atasan beliau , hari- hari pertama masih terasa seperti Papa masih hidup. 

Bila ada mobil dinas lewat dan masuk kompleks kami di perumahan pemda, saya dan kakak masih berlari keluar dan merasa itu Papa yang pulang. 

Namun dengan berjalan nya waktu dan bertambahnya usia, kami mulai mengerti bahwa Papa sudah tiada. 

Sakit organ pernapasan dan jantungnya lantaran beratnya jadi perokok ditambah kebiasaan minum alkohol, membuat umur muda bukan jaminan tak cepat meninggal. 

Bisa jadi waktu masih bujang dan belum menikah dengan Mama, Papa sudah kebiasaan mengkonsumsi nikotin dan alkohol. 

Bukankah sejak janan dulu hingga sekarang,  status sebagai pegawai apapun dan bekerja di manapun, juga tak menjamin seseorang lepas dari gaya hidup merokok dan alkohol. 

Pengalaman meninggalnya Papa di usianya yang masih relatif muda,  tak hanya menghentikan hidup dan karirnya, tapi juga dampaknya bagi keluarga yang disayangi. 

Itulah alasan mengapa saya tak pernah merokok dari usia abg labil hingga sekarang. Saya pun tak pernah tau dimana enak dan nikmatnya. 

Bahkan saya pun sulit menjelaskan cara melepas kecanduannya karena tak pernah jadi mantan perokok. 

Termasuk alkohol juga. Jangankan whisky, ngebir pun tidak. Meski kata orang minum bir atau minum wine (anggur) ada baiknya juga buat tubuh selama kadar dan porsinya tepat dan terukur. Tapi itu berpukang pada kebutuhan orang per orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun