Sisihkan aja dana tahunan menyesuaikan kelas agar tak ribet membayar setiap bulan. Toh setelah resign ato pensiun, tak ada lagi perusahaan membayar cicilan BPJS karyawan tapi sudah tanggung jawan sendiri.Â
2. Bila memungkinkan, miliki juga asuransi lain sebagai 'payung' dalam tanda petik di masa lansia.Â
Dalam siklus finansial keluarga, pengeluaran terbesar ifu bukan ketika anak sudah sudah selesai kuliah, bekerja dan punya penghasilan sendiri, tapi ketika orang tua sudah pensiun lalu  sakit- sakitan dan masih terus hidup di masa tua.Â
Mengapa? Karena pengeluaran sedikit- sedikit mesti keluar tapi untuk waktu yang panjang. Belum lagi tindakan medis dan biaya perawatan setelah tindakan medis selama di rumah.Â
Contoh sederhana, harga popok untuk lansia. Emamg sih murah ada yang ngga sampai 200 ribu, tapi itu kan sekali pakai. Kalo untuk waktu yang lama, cukup besar dana yang dianggarkan.Â
Dengan adanya asuransi lain yang bisa di klaim pada usia 70 tahun ato 80 tahun bila ikut sejak usia muda, setidaknya bisa menutupi pengeluaran dan membantu finansial para lansia kelak.Â
Cara sederhananya, jangan ambil yang unit link tapi yang tradisional aja dengan premi murah. Lebih muda usia lebih kecil premi.Â
Kalo bisa cari yang bisa di klaim di usia 70 tahun karena secara rata-rata banyak kok orang Indonesia yang masih sehat bugar di usia 70 an.Â
Maksudnya uang tersebut masih bisa dinikmati oleh yang bersangkutan dan merasakan sendiri kegunaannya.Â
3. Punya pasif income di masa lansia.Â
Pendapatan pasif bisa dari aset fisik seperti bangunan yang dikontrakkan atau disewakan, royalti hasil karya, deposito beejangka, hingga hasil bumi seperti sawah dan kebun.Â