Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mau Mendua Hati? Pikirkan Dulu Resikonya

24 Oktober 2021   15:57 Diperbarui: 24 Oktober 2021   20:41 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coretan ringan dari warung kopi...

Terkenang empat tahun silam. Seorang rekan di lingkungan kerja curhat kala duduk makan siang bersama. Betapa pusing punya dua dapur. 

Ketika ditugaskan keluar pulau namun keluarga tak bisa diboyong. Sejumlah keberatan dan ketidaknyamanan jadi alasan. 

Akhirnya mendua dapur. Tetap ngebul dapur keluarga nun jauh di sana, tapi dapur nya diperantauan juga berjalan. Di awal tak terasa sempoyongan. Namun jadi beban dengan berjalan nya waktu. 

Bagaimana bila bukan mendua dapur tapi mendua hati? Jauh lebih complicated...Karena dalam laut dapat diukur, dalam hati tak ada yang bisa menyelami. 

Bahkan pemiliknya pun bisa aja mempermainkan hati atau tak menggubris suara hatinya sendiri.

Di depan saya duduk Kevin, sebut saja namanya begitu. Usianya relatif muda, masih 37 tahun. 

Meski belum mencapai 40 tahun yang kata orang puber kedua dimulai pada usia segitu, Kevin sudah menjemput bola dari 3 tahun silam.

Pada usia 34 tahun, dia mulai coba -coba bermain hati. Meski sudah menikah, dia nekad mendekati seorang janda rasa gadis. 

Eh ini beneran lho. Janda kembang itu usianya masih sangat muda layaknya gadis -gadis belasan tahun namun sudah punya anak. Saya pun pernah dikenalkam olehnya....dan saya kira belum pernah turun mesin (melahirkan maksudnya).

Badannya masih langsing dan cukup seksi. Kulit putih, rambut panjang tergerai dan selalu pake gincu merah. Mungkin itu tipe - tipenya Si Kevin. Muda,sensual dan pengalaman...hehe. 

Perempuan itu, sebut saja Andin namanya, akhirnya berbadan dua. Hasil kolaborasi bersama Kevin. Hubungan yang terlanjur mengakibatkan perut bunting itu, tak direstu oleh keluarga Andin. 

Mereka sadar dilema dan nestapa jadi istri kedua. Status dan prioritas akan selalu kalah dari istri pertama. Bersyukurnya, istri pertama Kevin tak minta cerai, tapi rela berbagi suami dengan Andin. 

" Aku bingung sampai berapa lama harus menjalani dua peran sebagai suami," curhatnya sembari meneguk kopi hitam dari gelas di depan nya.

Angin siang yang berhembus di warung tepi jalan lintas propinsi itu masuk dan mendinginkan cuaca yang panas. 

Kevin mengisap rokok nya dalam - dalam lalu menghembuskan asap. Terbawa bersama angin. 

" Jadi apa rencanamu? Eh kapan melahirkan Si Andin?" tanyaku pelan sambil menatap matanya

" Nah itu yang berat Bang...Kata dokter, ngga bisa lahiran normal, mesti operasi sesar karena posisi bayi di rahim," katanya dengan raut sedih. 

Pasti Kevin kepikiran biaya. Bukankah biaya persalinan juga cukup mahal. Dan Kevin hanyalah pegawai kontrak di sebuah perusahaan BUMN. 

Kevin tak hanya mendua hati, tapi juga mendua dapur. Dengan status bukan pegawai permanen, Kevin bermain dengan resiko yang tak disadari di awal. 

Kini dia tak hanya babak belur menghidupi 2 dapur dari 2 istri, tapi juga sempoyongan membagi cinta pada 2 hati. 

Itu belum anak-anak nya yang juga butuh figur seorang Papa.Ada 2 anak balita dari istri pertama disaat dia sedang menanti brojol nya anak pertama dari istri kedua. 

Saya memandang sebentar ke areal sawah. Mencari kata dan kalimat yang tepat agar tidak melukai. 

Kevin adalah sahabat, namun saya sahabat yang kurang bisa menerima kelakuan biadabnya. 

Dari awal sudah diingatkan hati- hati bermain hati, namun diterobos juga. 

Kini nasi sudah jadi bubur, lantas dia bingung mau dibikin apa. 

Tipikal pria dan wanita yang suka mendua hati. 

Meski kisah di atas yang mendua hati adalah si cowoknya, namun bisa juga dilakukan para wanita. Gender bukan dominan. 

Ini sejumlah ciri kecenderungan bila seseorang berpotensi menduakan hati. Sebagian adalah pengalaman langsung dari mendengar curhat mereka : 

1. Tidak puas. 

Tidak puas secara kebutuhan biologis, tak puas secara finansial hingga tak puas dengan penampilan fisik pasangan. 

Rasa tak puas yang terus - menerus, bisa berakumulasi dan berpotensi jadi konflik. Tak sedikit yang lari dari kenyataan dengan  mencari hati- hati lain di luar sana untuk mengisi kekosongan. 

2. Pengambil resiko. 

Mereka yang kerap mendua hati adalah orang - orang yang suka resiko. Demi hasrat dan keinginan, mereka rela berhadapan dengan sanksi sosial. 

Prinsip mereka hidupnya adalah urusan dan tanggung jawabnya sendiri. Ngapain orang lain ngurus. 

Padahal sejatinya manusia adalah makluk sosial. Tak bisa hidup sendiri. Dari lahir nyampe balik ke tanah lagi tetap butuh bantuan orang lain. 

3. Citra diri yang salah.

Banyak orang ngga sadar, bahwa mereka yang terlibat sebagai pelakor (perebut suami orang) atau Senior ( senang istri orang) adalah oang - orang dengan gambar diri yang salah. 

Dengan menyelinap pelan pelan ke hubungan orang lain, mereka mencoba menarik perhatian dari yang disasar lantaran gambaran ideal di benaknya. Padahal ideal itu sifatnya relatif. 

Citra diri yang rendab bisa bikin orang selalu ngeliat dirinya kurang dan kalah keren dari orang lain. Padahal orang lain mungkin merasa dalam sisi yang lain, orang itu jauh lebih beruntung dibanding dirinya. 

Keinginan untuk mendominasi dan mencari perhatian dirasa mampu menaikkan pride (kebanggan) diri dari orang lain yang merendahkannya. 

Pernahkah melihat seorang pelakor ketika bisa mendapatkan yang lebih baik, meski itu milik orang ? Atau seorang pria yang bisa tidur dengan wanita yang sudah bersuami ? 

Meski negatif, itu kadang "PRIDE" bagi mereka. 

Dalam banyak kasus, salah satu dari ketiga faktor ini bisa saja menjadi alasan di baliknya. Masalahnya mungkin seseorang tak pernah tau bahwa ada orang lain yang sedang merancang itu. 

Adalah baik berjaga- jaga dengan hati sendiri. Karena pencuri tak akan mudah menerobos bila jendela ato pintu ditutup rapat. 

So, hati - hati juga andai bermain hati. Resiko tanggung sendiri ya bos. Karena mendua hati biasanya orang tersebut  tak akan tenang dalam hidupnya. Seperti yang dialami Kevin. 

Salam haŕi minggu, 

Baca juga : "Biasa Aja Kali, Bila Sukmawati Soekarnoputri Pindah Keyakinan di Usia 70 Tahun"  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun