Ibarat mengerjakan skripsi atau disertasi, pelantikan itu baru halaman daftar isi dan kata pengantar. Masih ada bab 1, bab 2 hingga halaman terakhir. Ujian sang kepala daerah terpilih, adalah bagaimana menuntaskan hingga selesai dan "lulus" dalam tanda petik.Â
Fakta membuktikan, banyak kepala daerah gagal karena diciduk KPK. Apakah Anda mengenal kepala daerah yang demikian?Â
Jangan sebut namanya. Cukup dalam hati aja. Karena itu mengecewakan warga yang terlanjur memilih.Â
Buat Ibu Bupati Puput Tantriana Sari, dan mantan para tersangka kepala daerah lain, cukup sudah memberi pelajaran berharga. Wahai Indonesia, dari ujung barat sampai ujung timur, pliss jangan lagi ada kepala daerah diciduk gegara uang.Â
Apakah kalian punya agenda tersembunyi kala memimpin? Tolong hentikan itu.Â
Buat para partai yang dulunya merekomendasikan kadernya maju, apakah setelah terpilih trus ngga dikawal lagi? Bagaimana proses pengawasan setelah menjabat? Toh bila terciduk, partainya juga kecipratan disalahkan.Â
Karena apa saja yang tersembunyi, suatu saat akan disingkapkan. Cepat atau lambat. Makanya ada mantan pejabat sudah usai menjabat, kok bisa didudukkan di kursi pengadilan. Ini pasti gara-gara agenda tersembunyi.
Biarlah kalian murni, tulus dan apa adanya. Sama seperti baliho kalian yang terpampang.Â
Politik memang rawan dan banyak intrik, tapi siapapun yang memutuskan masuk di dalamnya, paling tidak sudah bersiap. Dikotori apa tetap bersih.Â
Sayangnya, kita warga cuma melihat dari jauh. Ada kalanya kepala daerah itu dekat di mata, tapi belum tentu dekat di hati. Apalagi dengan terciduk karena skandal keuangan, bisa jadi makin jauh di hati.Â
Semoga tak lagi terjadi pada para kepala daerah yang masih dan sedang menjabat. Mari jaga dan hargai pilihan warga yang memilih.Â