Apalagi teman yang mengirim WA itu juga memberitahukan bahwa seseorang yang menolong almarhum di lokasi jualannya dan membawa ke RSD juga terpapar positif. Rumahnya di dekat situ.Pas mantap dah makanya ditutup.Â
Ditengah sedikit rasa kehilangan, karena saya juga tau almarhum meski ngga pernah makan di warung beliau dan ngga kenal dekat, saya mendengar info pemerintah memperpanjang PPKM Level 4 dengan mengijinkan pedagang makanan buka hingga jam 8 malam.Â
Tentu ini kabar baik bagi teman-teman wirausaha kuliner dan usaha lain, agar bisa kembali membuka lapak. Namun yang sedikit bikin ambigu dan bingung, adalah kebijakan makan di tempat selama 20 menit.
1. Apakah waktu selama 20 menit itu cukup?Â
Tentu ini beragam pada setiap orang. Tergantung juga apa dulu yang dibeli, makanannya versi makan berat apa makan ringan. Lalu kemudian  makanannya apa yang sudah jadi, atau makanan yang mesti dipesan dulu lalu diolah dan dimasak.Â
Otomatis bila diorder dulu, tentu pembeli akan menunggu di sana atau mengantri.Â
Warung nasi campur atau nasi dengan pilihan aneka lauk dan pauk yang sudah dimasak, seperti foto dokumen yang saya tampilkan di awal tulisan, Â mungkin tak menunggu waktu lama.Â
Tentu ini berbeda dengan warung lalapan ayam goreng atau ikan bakar, yang butuh waktu menunggu ketika sudah dipesan.Â
2. Demi mengejar waktu 20 menit, ada bahaya makan terlalu cepat dan bahaya makan terlalu lama.Â
Bagi para penderita sakit maag, atau yang punya kecenderungan sakit maag, makan terlalu cepat itu sedikit bahaya.Â
Karena saya salah satu juga yang kadang kambuh maagnya. Penyebabnya karena makan buru-buru. Saya taunya dari dokter yang pernah saya berobat dulu.Â